Warta

Kepengurusan PB PMII 2005 - 2007 Segera Diumumkan

NU Online  ·  Kamis, 23 Juni 2005 | 04:45 WIB

Jakarta, NU Online
Setelah selama tiga minggu pasca Kongres XV Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), kesibukan pemulangan para peserta kongres dan silaturahmi Ketua Umum terpilih dengan beberapa senior dan alumni, serta pertemuan-pertemuan dan rapat tim formatur, akhirnya telah selesai dilakukan.

Tim Formatur yang terdiri dari unsur Mantan Ketua Umum, Ketua Umum, Sekjend, dan perwakilan region telah menyepakati beberapa hal penting tentang kepengurusan PB PMII periode kali ini. “90 % kerja tim formatur telah selesai, hanya tinggal tahap terakhir,” ungkap Heri Haryanto Azumi di Kantor PB PMII, Rabu kemarin (22/6).

<>

“Yakni wawancara oleh ketua umum untuk konfirmasi kepastian dari para nominasi yang masuk dalam BPH, kecocokan posisi sesuai kualifikasi, dan akhirnya penetapan dari para anggota tim formatur, “ lanjut Ketua Umum terpilih asal cabang Ciputat ini.

Namun, memang para nominasi pengurus tersebut belum dapat dipublikasikan, mengingat beberapa hal diatas tadi agar sesuai dengan apa yang terbaik bagi kepengurusan PB PMII periode khidmat 2005 – 2007 dan harapan para kader PMII, selain posisi Sekretaris Jenderal, seperti diungkapkan Heri dan beberapa anggota tim formatur. “Tapi berbagai faktor tetap dijadikan pertimbangan formatur dalam mengusulkan nama-nama calon BPH, termasuk akomodasi wilayah,” tambah Mas Malik, Mantan Ketua Umum.

Memang ada yang agak berbeda dari formatur kali ini, yakni Sekretaris Jenderal PB PMII menjadi hak prerogatif Ketua Umum terpilih dan otomatis menjadi tim formatur. Ini merupakan keputusan peserta Kongres PMII XV lalu di Bogor, jadi Sekjen bukan diputuskan melalui tim formatur. Adapun Sekjen PB PMII dipercayakan kepada Muhammad Rodli Kaelani, kader PMII asal cabang Manado, Sulawesi Utara.

Finalisasi hasil nanti akan diumumkan secara terbuka melalui release dan konferensi pers yang akan dilakukan dalam waktu dekat in. Selain itu PB PMII akan menyampaikan concern dan komitmennya terhadap beberapa isu strategis ke depan yang harus diusung dan diperkuat, semisal isu-isu korupsi, isu-isu kebangsaan, advokasi kebijakan,  dan lain sebagainya.

“Paling tidak inilah progress report dari kerja-kerja formatur,” diakhiri Fadil, anggota formatur region Indonesia bagian barat. (Die)