Warta

Kenakalan Pelajar Dicegah dengan Perkuat Hubungan Ortu dan Wali Kelas

NU Online  ·  Kamis, 14 Mei 2009 | 07:03 WIB

Jakarta, NU Online
Kenakalan para pelajar telah menjadi keprihatian bersama antara orang tua dan wali kelas. Sebenarnya, masalah ini bisa dikurangi dengan menjalin komunikasi yang lebih intensif antara orang tua dan wali kelas tentang perilaku anak didiknya.

Hal inilah yang dilakukan oleh Sekolah Maarif NU Sepanjang Sidoarjo dengan melakukan kunjungan wali kelas ke orang tua murid sehingga ada deteksi dini pada sikap anak.<>

“Ini dilakukan pada anak yang perilakunya menyimpang atau yang menonjol,” kata Dr Fathoni Rodhi, salah satu Ketua PP LP Maarif NU yang juga salah satu pembina di sekolah Maarif NU Sidoarjo.

Sekolah ada fungsi PT konseling, seperti di Maarif, termasuk frekwensi wali kelas, home visit untuk menjalin hubungan antara orang tua keluarg a dan sekolah sehingga ada deteksi dini, baik yang menyimpang dan menonjol.

Karena tugas ini cukup berat, guru yang menjadi wali kelas mendapatkan kredit khusus setera 4 jam pelajaran atas tugas-tugasnya untuk melakukan komunikasi dengan orang tua murid. Ini menurutnya layak mengingat kepala sekolah atau fihak yayasan tidak mengetahui sepenuhnya perilaku anak.

“Salah satu kesalahan sekolah adalah tidak melakukan home visit secara dini, hanya melakukan setelah terjadi, sudah kedaluarsa. Kunjungan yang ada biasanya hanya kenapa bayar SPP terlambat. Adalah salah satu tugas wali kelas melakukanpendampingan sebagai orang tua yang benar, baik di sekolah maupun di luar sekolah,” tandasnya.

Semua sikap dan perilaku anak ini dicatat dalam buku tata tertib sehingga diketahui sejak ia masuk sekolah sampai nantinya lulus.

Untuk mengantisipasi anak-anak nakal yang masuk sekolah dan berpotensi menyebarkan perilaku menyimpang ini pada teman lainnya seperti kasus narkoba, pada waktu pendaftaran, dilakukan test urine yang menyatakan bebas narkoba.

“Memang, kita tidak boleh membiarkan anak didik tidak ikut sekolah, tetapi perlu disembuhkan dulu, bisa sambil sekolah di tempat khusus seperti di tempat rehabilitasi,” ujarnya. (mkf)