Warta

Kemenag Gagal Kelola Agama

NU Online  ·  Senin, 16 Januari 2012 | 15:09 WIB

Makassar, NU Online
Wakil Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar mengingatkan para tokoh agama bahwa tantangan agama ke depan kalau ajaran agama masih jauh dari perilaku umatnya, itu berarti agama gagal.<>

"Kita gagal, terutama Kementrian Agama, dalam mengelola agama, kalau ajaran agama jauh dari umatnya. Keberhasilan kita bukan hanya dalam mengurus DIPA, tapi bagaimana ajaran agama harus dekat dengan prilaku umatnya," tandas Nasaruddin ketika tampil sebagai keynote speech di seminar bertemakan Religion for Peace yang digelar FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Sulawesi Selatan di Makassar Kamis (12/1).

Karena itu, Nasaruddin mendesak para tokoh agama, untuk benar-benar mengajak umatnya menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Salah satu contoh, tingginya angka perceraian. Sebelum reformasi, kata dia, perceraian tidak lebih dari 20 ribu hingga 30 ribu pasangan. Setelah reformasi, angkanya naik tajam hingga 250 ribu pasang atau 10 persen dari angka pernikan yang per tahunnya mencapai 2,5 juta pasang. 

"Sulit rasanya, membangun bangsa yang utuh dan ideal, di atas fondasi keluarga yang tidak ideal," tandasnya mengingatkan.

Dalam seminar yang dihadiri Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu`mang, Ketua MUI Sulsel KH AGH Sanusi Baco, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel  HM Ghazali Suyuti, budayawan Mudji Sutrsino  dan para tokoh agama di Sulawesi Selatan, lebih lanjut Prof Nasaruddin menyatakan ajaran setiap agama, memang saling berbeda. 

"Namun kalau bicara soal kemanusiaan, semuanya sama. Sekat di antara umat beragama akan lenyap jika berada dalam situasi dan kondisi yang sarat dengan rasa kemanusiaan," tandasnya.

Menurut Rektor Institut PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur`an) Jakarta, banyak ayat Al Quran yang mengangkat tentang Al masyriqu (timur) dan Al Maghrib (Barat) seperti yang ada pada surat Al Baqarah ayat 115. 

"Dan milik Allah timur dan barat. Ke mana pun kamu menghadap di sanalah wajah Allah. Sungguh Allah Maha Luas, Maha Mengetahui. Ayat ini menjelaskan, tidak ada dikotomi antara barat dan timur," pungkasnya. 



Redaktur : Syaifullah AminÂ