Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Shalahudin Wahid mengaku legowo dengan keputusan pemerintah yang belum menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada almarhum Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, mantan Presiden Republik Indonesia ke-4.
Menurut Gus Sholah, sapaan akrab KH Sholahudin Wahid, pemerintah tentu memiliki pertimbangan tertentu sehingga gelar Pahlawan Nasional belum diberikan kepada Gus Dur. ”Kami pihak keluarga legowo. Itu kan hak pemerintah,” katanya, Kamis siang.<>
Ia menuturkan, Gus Dur diajukan sebagai tokoh yang layak mendapat gelar Pahlawan Nasional oleh masyarakat Indonesia yang cinta kepada Gus Dur. Pengajuan itu atas inisiatif masyarakat, bukan atas usul atau gagasan keluarga. Jadi apapun hasilnya, keluarga Gus Dur bisa menerima keputusan pemerintah.
Almarhum Gus Dur adalah satu di antara 10 nama yang diseleksi Dewan Gelar Nasional untuk memperoleh gelar Pahlawan Nasional. Namun, hari ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hanya menganugerahi gelar Pahlawan Nasional kepada Dr. Johannes Leimena dan Johannes Abraham Dimara.
Gus Sholah justeru menilai pemerintah terlambat menganugerahi gelar Pahlawan Nasional kepada Leimena dan Dimara. Leimena, yang lahir di Ambon 6 Maret 1905 banyak berperan didunia kesehatan. Sedangkan Dimara, putra bangsa kelahiran Papua, 16 April 1916 yang merupakan pejuang pembebasan Irian Barat dari tangan Penjajah Belanda.
”Seharusnya sudah dari dulu keduanya mendapat gelar Pahlawan Nasional,” ujarnya seperti dilansir tempointeraktif.com. (mad)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua