Warta

Kelahiran Nabi Muhammad dan NU Miliki Banyak Kemiripan

Rab, 9 Maret 2011 | 03:05 WIB

Sumedang, NU Online
Sudah sepantasnya sebagai bagian integral dari NU Muslimat dan Fatayat kabupaten Sumedang ikut serta memeriahkan Harlah NU ke-85 dan sekaligus memperingati maulid Nabi Muhammad SAW, dimana kelahiran Nabi dan kelahiran NU hampir memiliki banyak kemiripan.Ā 

ā€œLahirnya NU dan lahirnya Nabi Muhammad SAW sama-sama terjadi dalam kondisi masyarakat dalam kegelapan spiritual dimana fosil-fosil sejarah religiusitas keberagamaan terkoyak dengan kepentingan yang bernuansa materialistis sehingga teologi tidak tersentuh sama sekali,ā€ kata ketua PCNU Sumedang KH Saā€™dulloh dalam sambutannya.<>

Senada dengan KH Saā€™dulloh, ketua PW Fatayat NU propinsi Jawa Barat Hj Ida Nurhalida menyampaikan

ā€œKami merasa bangga dengan pengurus Muslimat dan Fatayat Sumedang yang cukup rutin menyelenggarakan kegiatan seperti ini, sangat banyak hikmah yang dapat diambil oleh kita dalam berjamā€™iyyah,ā€ jelasnya.

Hikmah-hikmah yang bisa dipetik antara lain sebagai media apresiasi dan syukur terhadap para pendahulu yang telah mewariskan amaliah aswaja sehingga menjadi orang-orang yang terteladani oleh orang-orangĀ  sebagaimana yang telah ditauladankan oleh Rasulullah dan para pendiri NU.

Masih menurut putri pengasuh pesantren Cipasung ini, bahwa acara ini pun bisa menjadi indikator seberapa militansinya menjadi umat Muhamad dan sebagai penerus perjuangan para ulama dalam mengawal ajaran-ajarannya guna bertarung dengan penetrasi ideologi wahabiyah yang saat ini cukup menggurita.

Harlah kali ini tidak hanya diisi dengan ceramah umum namun dilanjutkan dengan kegiatan perlombaan baca al-Barjanji yang diikuti oleh 69 peserta dari 26 kecamatan se Sumedang. Adapun hadirin yang mengikuti kegiatan ini sekitar 2000 orang mulai dari IPPNU, Fatayat dan Muslimat.

Untuk memeriahkan acara tersebut ditampilkan anak-anak TK Muslimat dengan kemampuan drum bandnya, juga tak kalah menariknya dari perhatian hadirin adalah khitanan massal anak balita puteri sekitar 300 anak.

Menurut ketua panitia Hj Darah bahwa kegiatan seperti ini insyaallah akan dijadikan agenda tahunan untuk mengembalikan pemikiran warga Nahdliyyin khususnya kaum muda yang banyak tersita perhatiannya dengan model-model pemikiran baru yang justru memenjarakan aswaja. (acm)