Warta GERAK ULAMA DAN POLITIK AGRARIA

Keberislaman Terbaik adalah Menyediakan Pangan

NU Online  ·  Kamis, 24 Juli 2008 | 13:01 WIB

Jakarta, NU Online
Keberislaman terbaik atau perbuatan paling mulia yang dilakukan oleh umat Islam adalah menyediakan makanan (ith’amut tho’am) untuk orang lain yang membutuhkan. Selanjutnya barulah memelihara hubungan dengan damai dan tanpa permusuhan.

Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masdar Farid Mas’udi saat berbicara dalam Bedah Jurnal Taswirul Afkar bertajuk ”Gerak Ulama dan Politik Agraria” di ruang pertemuan kantor PBNU, Jakarta, Kamis (24/7), yang dihadiri oleh beberapa organisasi pertanian dan para pakar.<>

Acara tersebut merupakan hasil kerja sama Pengurus Pusat Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU yang menerbitkan jurnal Taswirul Afkar dan Serikat Petani Indonesia (SPI) yang sedang merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-10.

Masdar mengatakan, wacana tentang pemenuhan hak rakyat atas pangan atau kedaulatan pangan saat ini jarang dibicarakan oleh para agamawan. Dikalangan NU sendiri yang sempat memerjuangkan terbitnya Undang Undang No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, wacana itu semakin menurun.

”Diakui memang NU kurang tenaga profesional di bidang itu, meskipun sebagian besar warganya adalah petani. Maka NU sangan welcome kepada yang peduli masalah ini,” katanya di hadapan SPI dan beberapa organisasi pertanian yang hadir.

Ketua Umum SPI Hendri Saragih menanggapi, interaksi SPI dan organisasi pertanian lainnya dengan NU sangat penting dalam menyelamatkan pangan dan agraria. ”Kita berani berhadapan dengan pihak internasional, tapi kita tidak berani dengan ulama,” katanya.

Pada kesempatan itu Guru Besar Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada UGM Prof. Dr. Mohammad Maksum mengingatkan, ulama menjadi benteng terakhir untuk menyelamatkan sektor pertanian di Indonesia.

”Kita sudah tidak bisa berharap pada akademisi. Kita hanya berharap pada ulama. Situasi nasional dan global yang memojokkan petani bukanlah masalah bagi yang optimis, pro kedaulatan dan anti impor,” kata Maksum yang juga Wakil Ketua PWNU Yogyakarta. (nam)