Warta SOAL BUKU “MANTAN KIAI NU MENGGUGAT”

Kaum Muda NU Harus Lebih Produktif Tulis Buku Aswaja

Kam, 6 Maret 2008 | 09:14 WIB

Hiroshima, NU Online
Buku kontroversial: Mantan Kiai NU Menggugat Shalawat dan Dzikir Syirik, salah satu sebabnya adalah kurangnya buku-buku serupa yang mengulas paham Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) ala NU. Karena itu, kalangan muda NU harus lebih produktif menulis buku yang membahas wacana keilmuan Aswaja.

Hal tersebut diungkapkan mantan ketua tanfidziah Pengurus Cabang Istimewa NU Japan (baca: Jepang) Luchman Hakim, di Hiroshima, Jepang, melalui surat elektronik yang diterima NU Online, Kamis (6/3).<>

“Sepertinya, memang diperlukan sebuah rintisan jalan untuk menggerakkan produktivitas penulisan oleh kaum muda NU. Saya mengamati, buku-buku para muda Nahdliyin (sebutan untuk warga NU) sangat kurang, dibuktikan sulitnya dijumpai di pasaran,” terangnya.

Kebanyakan yang ditulis para aktivis dan cendekiawan muda NU merupakan buku yang membahasa seputar masalah sosio-antropologi NU. Tak hanya itu. Pengurus Besar NU, sebagai pimpinan tertinggi secara struktural, harus bisa mendorong dan memfasilitasi kreativitas kalangan muda NU.

“Memang, ‘pena’ Nahdliyin harus lebih dipertajam. Dan, mungkin sudah saatnya PBNU juga memperhatikan hal ini. Mungkin ada baiknya untuk memberi perhatian lebih intensif terhadap lembaga penerbitan NU,” ujar Luchman.

Sebelumnya, Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Cabang NU Jember, Jawa Timur, telah menerbitkan buku bantahannya: Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Shalawat dan Dzikir Syirik.

Difasilitasi Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, LBM PCNU Jember juga mengundang H Mahrus Ali—penulis buku kontroversi itu—untuk melakukan debat terbuka terkait buku yang ditulisnya.

Namun, Mahrus Ali menyatakan tak bisa hadir dengan alasan keamanan pada debat terbuka yang rencananya bakal digelar pada 12 Maret mendatang itu.

“Kalau memang merasa benar dan dalilnya kuat, kenapa harus takut adu argumentasi?” kata KH Abdullah Syamsul Arifin—Ketua Tim LBM PCNU Jember—menanggapi kabar ketidaksediaan Mahrus Ali. (rif)