Warta Munas dan Konbes NU

Kang Said Tak Setuju Boikot Produk Amerika

Sab, 29 Juli 2006 | 10:23 WIB

Surabaya, NU Online
Usulan beberapa kalangan untuk melakukan boikot sejumlah produk dari Amerika Serikat sebagai upaya untuk membantu muslim Palestina dan Libanon tak disetujui oleh KH Said Aqil Siradj -biasa dipanggil Kang Said. “Ini pendekatan emosional. Amerika ndak pa-pa, tapi kita nantinya yang lapar,” tandasnya di arena munas dan konbes NU, Sabtu.

Amerika secara terang-terangan membantu Israel dengan mendukungnya di PBB dan mengirimkan bom-bom serta senjata penghancur melalui Inggris. Beberapa produk yang diusulkan untuk diboikot diantaranya adalah semua produk dari Univeler, Johnson and Johnson, rokok Marlboro, Coca-Cola, Oli Top One dan produk makanan dan minuman yang diproduksi oleh Nestle.

<>

Menurut Alumni Universitas Ummul Qura Saudi Arabia tersebut, Langkah terbaik untuk membantu rakyat Pelestina adalah dengan diplomasi dan menggalang dukungan kepada seluruh megara-negara muslim.

Sebelumnya Dubes Palestina untuk Indonesia, Fariz N Mehdawi dalam acara pembukaan munas dan konbes NU meminta dukungan penuh kepada Nahdlatul Ulama (NU) untuk membantu menyelesaikan konflik antara Palestina dengan Israel, sehingga terwujud kemerdekaan Palestina.

"Kami sangat berharap adanya dukungan dari Indonesia, baik dari Nahdlatul Ulama maupun dari masyarakat Indonesia pada umumnya. Sebab warga Indonesia merupakan umat muslim yang besar," katanya usai menghadiri pembukaan. di Surabaya, Jumat.

Sampai saat ini warga Negara Palestina terus bersabar dan berjuang untuk menyelesaikan konflik dengan Israel. Namun agar perjuangan tersebut bisa berhasil dibutuhkan dukungan dari banyak fihak, terutama dari kaum muslimin di seluruh dunia.

"Dukungan yang kami harapkan antara lain dari PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) dan negara Uni Eropa lainnya. Namun dukungan juga datang dari negara-negara muslim, seperti negara-negara di Timur Tengah, Saudi Arabia, dan Afrika," ungkapnya.

Diakuinya bahwa saat ini telah banyak dukungan dan kepedulian yang diberikan dari berbagai kalangan di Indonesia, baik dari masyarakat, parelemen, pemerintah, media maupun dari berbagai parpol. "Dukungan yang ada membuat kami sangat bahagia," paparnya.

PBNU dalam rancangan materinya yang akan dibahas dalam munas akan mendiskusikan bentuk dukungan kepada rakyat Palestina dan komunitas muslim lainnya yang menjadi minoritas dan teraniaya di berbagai belahan dunia seperti di Thailand Selatan.

Langkah-langkah yang sudah dilakukan PBNU adalah mengadakan International Conference of Islamic Scholars (ICIS) yang sudah berlangsung selama dua kali –tahun 2004 dan 2006. Diplomasi people to people tersebut diharapkan dapat menjembatani hubungan Islam dan Barat yang selama ini banyak mengalami misunderstanding. (mkf)