Kang Said: Mari Warisi Keteladanan Rasulullah
NU Online Ā· Rabu, 16 Februari 2011 | 14:08 WIB
Keteladanan yang dicontohkan Rasulullah SAW harus bisa diwarisi oleh generasi sekarang ini. āKeteladanan itu tidak hanya untuk diceritakan, namun harus bisa diimplementasikan dalm kehidupan sehari-hari. Baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, maupun bernegara,ā papar Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, dalam ceramah Maulid Nabi di Istana Negara, Rabu, 16 Februari 2011.
Rasulullah telah member contoh dengan bisa hidup berdampingan dengan beragam suku dan agama ketika membangun Madinah. āNabi Muhammad membangun Negara Tamaddun (beradab), tidak mendeklarasikan Negara Islam atau Negara Arab,ā lanjutnya. Madinah dibangun dari banyak kelompok, yakni pribumi, pendatang, dan bahkan Yahudi. Keragaman ini tidak menimbulkan permusuhan, namun bisa hidup bersama dengan damai.
t;
Pria yang akrab disapa Kang Said ini juga mengajak Pemerintah untuk bisa berlaku adil dan membuka akses ekonomi seluas-luasnya kepada masyarakat. Hal inilah yang akan menumbuhkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyat. āHal ini akan terwujud jika kebijakan-kebijakan Pemerintah bisa berpihak kepada rakyat. Tasharruf imam ala al-raāiyyah manuthun bi al-maslahah, artinya kebijakan para terhadap rakyatnya harus merujuk kepada kemaslahatan ummat,ā tambah Kang Said.
Selain itu, penegakan hukum yang masih pandang bulu juga dikritik oleh Kang Said. āRasulullah pernah bersabda, seandainya Fathimah anakku mencuri, maka akan saya potong sendiri tangannya. Dalam menerapkan risalahnya, Nabi bertindak adil terhadap siapapun. Kalau keluarganya sendiri yang menyeleweng juga akan ditindak, bukan dilindungi,ā kata Kang Said.
āAllah dan RasulNya menghendaki kelompok mayoritas harus tetap rendah hati, sehingga bisa melindungi kelompok minoritas yang lain,ā jelas Kang Said. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah dalam surat At Taubah ayat 25.
Rasulullah bersabda, bahwa barangsiapa yang membunuh non Muslim (Kaum Dzimmiy), maka ia akan menjadi musuh Nabi SAW dan tidak akan mencium aroma surga. āYang terjadi sekarang ini adalah intoleransi, dan itu adalah radikalisme yang tidak hanya merugikan Islam, tapi juga merugikan dunia,ā tegas kiai kelahiran Cirebon ini. (bil)
Terpopuler
1
Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
2
Kronologi 3 WNI Tertangkap di Gurun Pasir Hendak Masuk Makkah, 1 Orang Meninggal
3
Prof Masud Said Ungkap Peran KH Tolchah Hasan dalam Pendidikan hingga Kebangsaan
4
Alasan Tanggal 11-13 Dzulhijjah Disebut Hari Tasyrik dan Haram Berpuasa
5
Gus Yahya: Ketegasan dan Konsolidasi Internasional Kunci Wujudkan Solusi Palestina-IsraelĀ
6
7 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam RUU Sisdiknas bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Terkini
Lihat Semua