Perhelatan Akbar NU di Kabupaten Brebes dalam bentuk Konferensi Cabang, 26-27 Juli 2008 akan digelar di pesantren Al Falah Desa Jatirokeh Kec. Songgom Kab. Brebes.
Sejumlah pengurus lama siap mencalonkan diri untuk posisi ketua tanfidiyah, Mereka diantaranya H Athoillah (ketua tanfidziyah), H Nurudin (bendahara), Asmuni (wakil ketua tanfidiyah). Dari kalangan muda muncul Dr H Ahmad Najib Afandi, MA.<>
“Saya merasa terpanggil, siap maju dalam kancah Konfercab,” ungkap Dosen STAIBN Tegal kelahiran 14 Juli 1972 ini pada NU Online di Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes Jumat (25/7) siang.
Diungkapkannya, dia terdorong maju karena atas desakan dari teman-teman generasi muda NU. Pasalnya, generasi muda NU melihat adanya kegagalan pengurus lama dalam membawa dan mengembangkan visi dan misi NU sebagai lembaga keagamaan dan sosial kemasyarakatan, sehingga NU berubah menjadi kendaraan, bukan lagi menjadi rumah bagi masyarakat yang membutuhkan.
Alasan kedua, kata Doktor alumni Abdul Malik University Maroko (2007) ini, melihat kurang cairnya hubungan antara ketua tanfidiyah dengan para kiai dan sesepuh NU, padahal NU adalah rumah bagi para kiai.
Ketiga, keinginan generasi muda dan masyarakat NU akan adanya perubahan yang signifikan sehingga mereka bisa membuktikan kiprah dan jatidiri NU di tengah-tengah masyarakat. Dia juga merindukan adanya regenerasi kepemimpinan dalam NU.
“Saya lihat, generasi Muda yang memiliki kemampuan relatif masih bersih serta buta politik, sehingga akan menjamin NU jauh dan selamat dari fitnah politik,” ungkap mantan Sekretaris Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) di Irak 1997 itu.
Najib, demikian panggilan akrabnya, bila menjadi ketua tanfidiyah bertekad akan mengembangkan pendidikan NU, baik pesantren maupun sekolah, madrasah dan majelis
taklim.
“Saya akan berusaha merekrut sarjana-sarjana muda NU baik lulusan dalam maupun luar negeri. Akibat sistem monopoli kepengurusan, mereka belum terakomodir,” ujar alumni S1 di Saddam University Baghdad Irak (2000) dan S2 di Al Qurawiyin University Maroko (2002) itu.
Di samping itu, dia akan berusaha meningkatkan fungsi NU sebagai lembaga keagamaan dan sosial dalam beberapa bidang, khususnya bidang keagamaan. Dalam Obsesinya, Najib akan melakukan efektifitas peran dan fungsi LP Maarif NU dari tingkat Cabang hingga Ranting. Kegiatan pengembangan bakat, keagamaan, sosial, ekonomi dan skill bagi masyrakat dan generasi muda juga akan ditingkatkan volumennya. Juga pengembangan sarana pendidikan dan membangun lembaga-lembaga baru di daerah minoritas dan terpencil.
Tokoh Muda NU yang telah menerbitkan lebih kurang 9 buku itu, dalam programnya juga ingin mengembalikan jatidiri NU yang telah tercabik-cabik oleh kepentingan
politik dan pribadi.
“Kami ingin menjadikan NU sebagai rumah dan jam’iyyah bagi semua golongan dan mengayomi, melayani dan melindungi serta mensejahterakan masyarakat,” tekadnya.
Pengembalian NU sebagai 'pesantren' yang mengerti hukum, peduli dengan umat dan mau berkorban dengan iklas juga menjadi programnya. “Selama ini, banyak orang
menjadikan NU sebagai tujuan sesaat,” kritik Najib yang juga Kepala Madrasah Mualimin Mualimat Al Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes itu.
Yang terakhir, Pemimpin Redaksi Majalah El Waha Al Hikmah Benda Sirampog ini ingin menjauhkan NU dari percaturan politik praktis dan mengajak Nahdliyin kembali untuk berguru kepada Mbah Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab dan tokoh sepuh NU lainnya.
Akankah obsesi tokoh muda NU ini teralisir? Tentu terserah pada peserta Konfercab, apakah layak dipilih? Wallahu alam bishowab. (was)
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
3
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
4
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
5
Innalillahi, A'wan Syuriyah PWNU Jabar KH Awan Sanusi Wafat
6
RMINU Jakarta Komitmen Bentuk Kader Antitawuran dengan Penguatan Karakter
Terkini
Lihat Semua