Di Indonesia, setidaknya sekitar 40 persen dari 40 juta siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah atas mengonsumsi makanan yang tidak memenuhi standar kesehatan.
Lebih memprihatinkan lagi, sekitar 85 persen jajanan yang dijual tersebut berpotensi menyebabkan keracunan dan pada akhirnya akan bisa mengancam kualitas sumber daya manusia (SDM) pelajar.<>
Pernyataan ini disampaikan Guru Tata Boga SMKN 3 Kudus Lulu Sri Hendradi ST saat menjadi pembicara dalam acara pelatihan pengembangan Pangan B2SA (beragam,bergizi, seimbang dan aman) bagi Pengelola Kantin Sekolah di Hotel Salam Asri, Selasa (8/12) lalu seperti dilaporkan kontributor NU Online Qomarul Adib.
Lebih lanjut Lulu mengatakan, kategori makanan sehat, aman dan bergizi adalah yang mengandung zat-zat yang diperlukan seorang anak untuk dapat hidup sehat dan produktif.
“Disamping itu, makanan tersebuit harus bersih, tidak kadaluarsa dan tidak mengandung bahan kimia maupun mikroba berbahaya,” tandasnya.
Biasanya, kata Lulu, siswa sekolah paling mudah untuk mendapatkan jajanan dengan membeli di kantin sekolah sebagai makanan pengganti, baik untuk sarapan atau sekedar camilan.
“Untuk memenuhi peranannya di sekoah, maka kantin hndaknya harus dapat mewujudkan suatu kondisi kantin yang sehat mulai bangunannya maupun sarananya sesuai standar kesehatan. Begitu pula menyediakan pangan yang aman dengan menjaga kebersihan, memisahkan panganan mentah dan matang kemudian menghasilkan pangan yang aman termasuk air dan bahan bakunya,”jelasnya lagi.(adb)
Terpopuler
1
Isi Akhir dan Awal Tahun Baru Hijriah dengan Baca Doa Ini
2
3 Jenis Puasa Sunnah di Bulan Muharram
3
Istikmal, LF PBNU Umumkan Tahun Baru 1447 Hijriah Jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025
4
Niat Puasa Muharram Lengkap dengan Terjemahnya
5
Data Awal Muharram 1447 H, Hilal Masih di Bawah Ufuk
6
Khutbah Jumat: Meraih Fokus Hidup Melalui Shalat yang Khusyuk
Terkini
Lihat Semua