Warta JELANG MUKTAMAR

Jika Terpilih, Slamet Effendy Akan Dirikan Universitas NU di Jakarta

Sen, 15 Maret 2010 | 11:35 WIB

Jakarta, NU Online
Mantan ketua umum Gerakan Pemuda Ansor Slamet Effndy Yusuf mengatakan akan berupaya membangun Universitas Nahdlatul Ulama di Ibu Kota Jakarta, jika terpilih sebagai ketua umum PBNU pada periode mendatang. Menurutnya, keberadaan Universitas NU di Jakarta sangat penting untuk menunjukkan eksistensi NU kepada dunia luar.

”Kalau terpilih nanti, saya akan membangun universitas NU yang besar di Jakarta, agar NU ini menjadi tampak, tidak ada pertanyaan dimanakah kau bersembunyi,” katayanya dalam acara diskusi terbuka menyambut muktamar ke-32 NU yang diadakan Pengurus Besar PMII di Taman Ismail Marzuki (TIM), Ahad (14/3) malam. Diskusi bertajuk ”Manfaat NU bagi bangsa-Global: Dimanakah Kau Bersembunyi?”<>

Slamet menyayangkan NU belum mempunyai satupun universitas di Jakarta yang menjadi barometer eksistensi sebuah organisasi sosial kemasyarakatan di Indonesia. Beberapa bangunan megah universitas di Jakarta tak satupun yang dipunyai oleh NU.

“Misalnya saya orang asing, saya membaca berbagai buku atau surat kabar yang menyatakan bahwa NU ini organisasi besar. Maka saya mendarat ke Jakarta dan ingin membuktikan apakah benar NU ini organiasasi yang besar. Ternyata kebesaran NU tidak terbukti,” katanya.

Menurut Slamet, simbol kebesaran NU perlu ditampakkan di Jakarta, salah satunya dengan pendirian universitas. Namun bukan sekedar simbol, universitas NU di Jakarta juga berfungsi untuk mengkader para sarjana NU yang berkualitas.

”Universitas NU juga berfungsi untuk mengembangkan cara pandang NU dan tempat menelorkan pemikiran-pemikiran baru. Melalui universitas kita kembankan pendidikan dengan perpektif NU,” katanya.

Mantan ketua PP Lakpesdam Ulil Abshar-Abdalla yang hadir dalam diskusi terbuka itu mengatakan, NU tidak bisa lagi diidentikkan dengan organisasi kaum pedesaan.

”Telah terjadi moving out dari desa ke kota. Banyak  orang NU telah bergerak ke kota-kota besar dan beranak pinak dan ini besar sekali. Tapi ini tidak dilihat, termasuk oleh para pengamat,” katanya.

Karena itu, menurutnya, NU perlu membangun pola artikulasi yang baru, termasuk dalam mengembangkan ideologi ahlussunnah wal jamaah (Aswaja). (nam)