Jihad Sekarang Perangi Kemiskinan
NU Online · Selasa, 26 Oktober 2010 | 12:28 WIB
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH Salahudin Wahid (Gus Solah) meminta para ulama untuk bergiat melawan kemiskinan. Hal itu sebagai implementasi dari peringatan 65 tahun resolusi jihad yang pernah digagas oleh ulama NU yang dipimpin (Alm) KH Hasyim Asyari.
Gus Solah menceritakan, munculnya resolusi jihad yang digagas kakeknya tidak lepas dari kondisi bangsa yang kritis. Saat itu tentara sekutu kembali masuk ke Indonesia dengan membonceng tentara NICA. Ironisnya, pada saat bersamaan, kekuatan BKR (Badan Keamanan Rakyat, sekarang TNI) masih minim.<>
KH Hasyim Asyari bersama para ulama NU tergerak untuk mempertahankan NKRI. Selanjutnya mereka bermusyawarah dan lahirlah resolusi jihad yang dikeluarkan pada 22 Oktober 1945. Isi dari resolusi tersebut seluruh umat Islam yang sudah baligh wajib turun ke medan laga mengusir penjajah. Jika mereka meninggal dalam perang maka akan mati syahid.
Resolusi jihad itu berimbas cukup besar. Hal itu bisa dilihat dari semangat arek-arek Suroboyo dalam perang 10 November. Bahkan, lanjut Gus Solah, Bung Tomo salah satu tokoh dalam pertempuran 10 November juga terilhami fatwa resolusi dari para ulama itu.
Bagaimana dengan korelasi resolusi jihad dengan kondisi bangsa Indonesia kekinian? Adik kandung mantan presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini mengatakan, saat ini bangsa Indonesia juga dalam kondisi kritis. Hanya saja, kondisi itu bukan disebabkan oleh penjajahan secara fisik. Namun penjajahan itu lebih halus lagi, yakni penjajahan secara ekonomi.
"Ekonomi liberal telah menghisap ekonomi lemah. Sehingga kemiskinan semakin merajalela," kata Gus Solah dalam sambutannya seperti dilansir beritajatim.com.
Nah, kondisi kritis tersebut sudah seharusnya memacu para ulama untuk mengobarkan jihad melawan kemiskinan. "Jadi ada korelasi 65 tahun resolusi jihad dengan kondisi saat ini. Kalau dulu kita jihad melawan penjajahan, kini kita jihad melawan kemiskinan," kata mantan wakil ketua Komnas HAM ini.
Hal senada juga dikatakan Lily Wahid, adik kandung Gus Dur lainnya. Moment yang paling tepat untuk mengilhami reolusi jihad saat ini adalah berjuang membangun kekuatan ekonomi rakyat yang selama ini terpinggirkan.
Acara yang digelar di halaman belakang pondok Tebuireng tersebut dihadiri oleh sejumlah ulama, semisal KH Masduqi Abdurrahman, KH Saiful Halim yang juga ketua PCNU kota Surabaya. Sedangkan budayawan KH Mustofa Bisri dari Rembang, Jawa Tengah, yang sebelumna dijadwalkan hadir, berhalangan. (mad)
Terpopuler
1
Inilah Niat Puasa Asyura Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
2
10 Muharram Waktu Terjadinya 7 Peristiwa Penting Para Nabi
3
Khutbah Jumat: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan
4
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan Melalui Amal Kebaikan di Bulan Muharram
5
Doa-Doa Pilihan di Hari Asyura, Dapat Hindarkan dari Matinya Hati
6
Khutbah Jumat: Keistimewaan Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Terkini
Lihat Semua