Selain melakukan pembangunan makam mantan presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), pemerintah juga akan membangun museum di sekitar makam Gus Dur. Museum itu diharapkan benar-benar berguna serta mempunyai nilai lebih.
"Jangan sampai museum di makam Gus Dur itu kalah kualitas dengan museum yang ada di makam presiden RI pertama, yakni Bung Karno di Blitar. Pokoknya jangan sampai Gus Dur malu sama Bung Karno," kata Bupati Jombang Suyanto saat koordinasi pembangunan makam Gus Dur di ruang Suro pemkab setempat, Rabu (2/3/2011).<>
Hadir dalam koordinasi itu wagub Jatim Saifullah Yusuf, pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Solah), Kementrian PU (Pekerjaan Umum), Kementrian Pariwisata, Kementerian Kesra, Kementrian Sosial, serta Kementrian Agama.
Suyanto berharap, museum tersebut bukan hanya sekedar tempat meletakkan benda-benda bersejarah saja. Namun, kata Suyanto, harus ada nilai pembelajaran. Sehingga kedepan, generasi penerus bangsa ini akan mengetahui bahwa ulama juga mempunyai peran dalam mendirikan negara Indonesia.
Wagub Saifullah Yusuf merespon positif usulan tersebut. Ia kemudian berharap agar Kementrian Pariwisata yang hadir dalam koordinasi itu melakukan study banding ke makam presiden RI pertama di Blitar.
Hanya saja, Gus Ipul berharap, agar museum tersebut tidak terlalu megah dan tidak juga terlalu jelek. "Kalau museum terlalu bagus saya khawatir pengunjung takut untuk masuk," katanya berkelakar seperti dilansir beritajatim.com.
Dalam forum tersebut juga disepakati bahwa museum tersebut akan diberi nama 'Museum Islam Nusantara KH Hasyim Asyari'. Nama tersebut bahkan mendapat persetujuan dari pengasuh Ponpes tebuireng KH Salahuddin Wahid yang juga hadir dalam forum itu.
Mengapa tidak menggunakan nama KH Abdurrahman Wahid? Gus Solah beralasan, selama ini kakeknya, yakni KH Hasyim Asyari merupakan simbol dari ulama dalam menentang penjajahan, baik melawan Belanda maupun Jepang.
"Dalam museum itu akan memuat sejumlah foto dan tulisan para ulama. Kini barang-barang berharga itu mulai saya kumpulkan. Dengan begitu, generasi yang akan datang akan tahu bahwa ulama juga punya andil dalam mengusir penjajahan di Indonesia," kata Gus Solah.
Sementara itu, Intan Mardiana, perwakilan dari Kementrian Pariwisata menyambut baik usulan itu. Bahkan, menurutnya, pihak kementrian sudah menjadikan usulan itu sebagai prioritas. Hal itu dibuktikan dengan anggaran yang sudah disediakan.
Intan menjelaskan, khusus untuk museum tersebut, pihak kementrian sudah menyediakan anggaran sebesar Rp 5 miyar. Rinciannya, Rp 1 milyar untuk perencanaan dan Rp 4 milyar untuk fisik. "Kami berharap Pemkab Jombang menyediakan lahan untuk pembangunan museum Islam tersebut," pungkas Intan. (mad)
Terpopuler
1
Niat Puasa Arafah untuk Kamis, 5 Juni 2025, Raih Keutamaan Dihapus Dosa
2
Menggabungkan Qadha Ramadhan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Bolehkah?
3
Takbiran Idul Adha 1446 H Disunnahkan pada 5-9 Juni 2025, Berikut Lafal Lengkapnya
4
Panduan Shalat Idul Adha: dari Niat, Bacaan di Antara Takbir, hingga Salam
5
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
6
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
Terkini
Lihat Semua