Surabaya, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Drs A Hasyim Muzadi mengingatkan kepada para calon untuk jangan membawa atribut, nama, atau simbol NU dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). "Nama, atribut, dan simbol-simbol NU tak boleh dibawa dalam pilkada, termasuk oleh calon yang berasal dari NU, karena dia berangkat sebagai warga negara atau anggota partai tertentu," katanya di Surabaya, Minggu.
Di sela-sela haul (peringatan wafat tahunan) ke-14 KH Mas Tholhah Abdullah Sattar selaku pendiri Pesantren At-Tauhid, Sidoresmo, Surabaya, ia menjelaskan calon dari anggota NU merupakan calon yang tidak dalam kapasitas sebagai NU. "Orang NU yang mencalonkan itu berada dalam kapasitas sebagai anggota partai, karena itu NU tidak akan mengeluarkan tausiyah (arahan/nasehat) dalam memilih calon, termasuk jika calon dari NU lebih dari satu," katanya seperti dikutip ANTARA.
Didampingi salah seorang bakal calon wakil walikota Surabaya dari kader NU Arief Affandi yang menghadiri haul itu, ia mengatakan PBNU menyerahkan pilihan yang terbaik kepada warga NU, termasuk untuk memilih salah satu dari beberapa kader NU. "Pilih saja mana yang terbaik bagi umat, karena calon yang ada naik sebagai kader partai. Partai saja belum tentu mendukung kadernya, masak NU diharuskan mendukung kadernya, apalagi NU bukan parpol," katanya.
Namun, kata mantan Ketua PWNU Jatim itu, PBNU akan mengeluarkan tausiyah yang berkaitan dengan warga dan bukan calon, diantaranya para ulama diharapkan tetap menjaga ketenangan dan persatuan meski berbeda partai."Sebagai sesama nahdliyyin, harga persatuan NU jauh lebih mahal dibanding harga pilkada yang diperebutkan, tapi kalau sampai ada konflik, maka syuriah cabang harus mengupayakan islah," katanya.
Menurut mantan Cawapres PDIP dalam pilpres 2004 itu, jajaran syuriah NU hendaknya melakukan islah dengan melalui upaya preventif agar konflik antar ulama NU tak perlu terjadi dalam pilkada. "Bagaimana pun, proses demokrasi harus dibahas mulai sekarang, agar tidak muncul konflik," katanya.
Ditanya permohonan restu dari calon kepala daerah dari NU, ia mengatakan hal itu tidak ada. Sementara itu, Arief Affandi ketika dikonfirmasi kemungkinan dirinya hadir dalam haul untuk mencari restu dari KH Hasyim Muzadi, mengaku tidak. "Mohon restu itu tidak ada, tapi yang ada merupakan hubungan antara santri kepada kiainya untuk menghormati," kata salah seorang tokoh pers di Surabaya itu.(Cih)
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
3
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
4
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
5
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
6
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
Terkini
Lihat Semua