Jakarta, NU Online
Muslimat NU menyetujui adanya jalur khusus masuk PTN jika hal ini memang untuk subsidi silang dan tidak mengurangi standar kualitas yang telah ditentukan, dan tentu saja bukan untuk komersialisasi pendidikan. Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers dalam rangka Harlah Muslimat ke 57 di Graha PBNU lt 5 (03/06).
Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa juga memberi alasan tambahan bahwa kebijakan ini juga untuk menghindari agar golongan kaya tidak menyekolahkan anak mereka ke luar negari. “Ini akan menguras devisa yang kita miliki,” ungkapnya.
<>Keluarnya pembukaan jalur khusus tersebut dilakukan oleh universitas yang saat ini sudah menjadi BHMN yang meliputi UI, UGM, ITB, dan IPB ditambah Undip. Mereka menetapkan biaya untuk masuk PTN dengan jalur khusus mulai dari 15 juta sampai dengan 150 juta.
Dengan berubahnya PTN menjadi BHMN, universitas tersebut harus mencari sendiri dana-dana yang mereka butuhkan untuk operasional mereka sehingga mereka berusaha mencari dana melalui berbagai cara termasuk membuka jalur khusus dan program ekstensi.
Khofifah memahami penolakan komisi VI DPR, namun demikian DPR juga memberi solusi terhadap permasalahan dana yang saat ini dihadapi PTN. ‘Seharusnya DPR juga melakukan kunjungan ke PTN dan membandingkannya dengan fasilitas PT yang ada di luar negeri sehingga mereka memahami betapa pentingnya peningkatan anggaran bagi dunia pendidikan,”ungkap Khofifah.
Khofifah mengharapkan agar pemerintah lebih memprioritaskan biaya pendidikan dengan mengurangi atau menunda pembiayaan untuk sektor lain. “Misalnya dengan menunda pembangunan jembatan untuk tahun depan,” ungkapnya.
Janji Komisi VI DPR yang mengusahakan agar biaya pendidikan kedinasan yang jumlahnya cukup besar dipindah ke anggaran non kedinasan juga dapat dipertimbangkan, namun hal ini belum kongret sehingga para rektor masih ragu sementara di sisi lain kebutuhan operasional PTN tak dapat ditunda.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kesejahteraan para dosen dan guru agar para dosen berkualitas tidak pindah ke luar negari karena kita sudah menghabiskan biaya banyak untuk membiayai mereka.(mkf)
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
4
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
5
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
6
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
Terkini
Lihat Semua