Syuro atau musyawarah merupakan sebuah prinsip dalam memutuskan sebuah masalah yang menjadi acuan dalam Islam. Prinsip ini tidak mempertimbangkan jumlah suara, tetapi lebih pada kualitas pendapat yang dimiliki oleh seseorang.
“Kalau prinsip demokrasi, 51 persen sudah menang dan yang 49 persen nga dianggap. Tapi kalau musyawarah, meskipun suaranya lebih kecil, tapi kalau lebih penting dan masuk akal, itu dihitung,” kata Khatib Aam PBNU Prof Dr Nasaruddin Umar baru-baru ini di Jakarta.<>
Rektor Institute Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an (PTIQ) ini menjelaskan, prinsip syuro ini tampak dalam kisah perjalanan ashabul kahfi dalam surat Al Kahfi yang mana pendapat satu orang mengalahkan pendapat mayoritas.
“Nabi awalnya juga selalu dalam fihak minoritas sebelum akhirnya akhirnya menjadi mayoritas,” paparnya.
Keseimbangan Negara dan Masyarakat
Nasaruddin menjelaskan, sebuah negara yang melahirkan khoiro ummah atau ummat terbaik harus dicapai dengan keseimbangan antara kekuatan negera dan masyarakat.
Pada masa orde baru, negara dalam posisi kuat, namun setelah reformasi, negara menjadi mustadafien (lemah) dan masyarakat menjadi kuat. Namun, ternyata hasilnya sama saja karena semuanya tidak menghasilkan kebaikan bagi masyarakat.
“Kalau semuanya dari bawah ke atas, tidak jalan, demikian pula, kalau semuanya diinstruksikan dari atas ke bawah, tidak melahirkan khaira ummah, tidak melahirkan kebaikan,” tandasnya. (mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
3
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
4
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
5
Innalillahi, Menag 2009-2014 Suryadharma Ali Meninggal Dunia
6
Pemerintah Umumkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Nasional
Terkini
Lihat Semua