Sebagai kelaziman proses dari akhir masa studi santri, Pondok Pesantren Induk Mamba'ul Ma'arif menggelar acara “Haflah Akhirussanah dan Haul Masyayikh” bertempat di Auditorium Pondok Pesantren di Denanyar pada Sabtu (23/05).
Bertindak sebagai penceramah adalah KH. Aziz Mansyur, Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyi’in Pacul Gowang.<>
Dalam Mauidhah Hasanahnya Kiai Aziz menekankan akan pentingnya arti akhlaqul karimah sebagaimana yang sudah diteladankan oleh Rasulullah SAW. Pola hidup sederhana yang biasa diterapkan di pesantren dimaksudkan supaya para santri mendapatkan pendidikan akhlaq yang baik,
“Jika orang sudah terbiasa tidur di lantai tentu tidak banyak masalah jika suatu ketika ia harus tidur di kasur yang empuk namun sebaliknya ketika orang sudah terbiasa tidur di kasur empuk dan suatu saat harus tidur di lantai belum tentu bisa ikhlas menerimanya” demikian paparnya dihadapan Pimpinan Majelis Pengasuh Pesantren KH Abdus Salam Shohib dan KH Zaidan Hadi.
Berkenaan dengan agenda pilpres yang akan dihadapi bangsa Indonesia pada tanggal 8 Juli nanti Ia mengharapkan agar Presiden ke depan lebih mengutamakan akhlaqul karimah sebagai modal utama dalam memimpin negeri ini. Sudah lebih dari 63 tahun kita memasuki usia kemerdekaan namun kenyataannya sekian banyak modal materi yang telah dikeluarkan masih belum mampu membawa kesejahteraan bagi bangsa ini. Untuk itu siapapun yang akan memimpin negeri ini selanjutnya hendaklah melandasi diri dengan hati yang baik dan bukan sebatas mengandalkan modal materi semata dalam membangun masyarkatnya.
Di samping itu Kiai Azis mengharapkan agar Presiden terpilih nantinya bisa melindungi keberadaan pesantren-pesantren NU yang berhaluan moderat terutama jika dalam jajaran pembantunya Presiden terpilih menempatkan pejabat yang berhaluan Islam radikal.
"NU selama ini telah membuktikan bahwa ia loyal terhadap negara dan tidak mungkin melakukan pemberontakan, maka sudah semestinya negara memberikan perlindungan terhadap kelestarian ajaran NU yang berpaham Ahlussunnah Waljama’ah” ujarnya.
"Bangsa ini akan mengalami kebangkitan seperti yang dicita-citakan apabila dibangun dalam kerangka yang utuh. Sebagaimana syair lagu kebangsaan kita “Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya…” Semoga masih ada secercah keikhlasan dalam kepemimpinan bangsa kita ke depan," pungkasnya. (mtb)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
4
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
5
Khutbah Jumat: Menolong Sesama di Tengah Bencana
6
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
Terkini
Lihat Semua