Warta

Haul Pangeran Purbaya Dihadiri Ribuan Pengunjung

NU Online  ·  Sabtu, 10 September 2011 | 04:00 WIB

Tegal, NU Online 

Peristiwa tahunan yang rutin  digelar setiap H+7 lebaran atau Syawalan adalah peringatan  haul pangeran Purbaya  yang berada di desa Kalisoka Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal, tokoh yang satu ini memang tidak bisa lepas dari sejarah kabupaten Tegal, karena menurut sejarah pangeran Purbaya sendiri menikahi RR Giyanti Sulbalaksana yang tidak lain adalah Putri pendiri Tlatah Tegal yaitu Ki Gede Sebayu . <>

Tahun 1432 Hijriyah ini bertepatan dengan 2011 Masehi , Rabu (7/9) keturunan Pangeran Purbaya menggelar Haul yang ke- 56 di Areal Pemakaman. Ribuan umat Islam dipastikan memadati seperti yang sudah ditebak sebelumnya, selian mengaharap berkah dan bersilaturhami pengunjung juga mendengar tausiyah dari pembicara pengajian umum yaitu KH Zaenal Arifin dari Pekalongan . 

Haul sendiri menurut keturunan ke-7 dari pangeran Purbaya, Bambang Purnama, diawali dengan pembacaan Al-Qur’an bil Ghoib oleh para ustadz penghafal Al-Qur’an.

 

“Kegitan ini dilakukan sehari sebelum peringatan haul atau H min satu, setelah itu dilanjutkan ziarah ke makam pangeran Purbaya yang dibarengi dengan tahlil dan doa yang dipimpin oleh juru kunci makam pangeran Purbaya Hasan Ali,” jelasnya.

Dikatakan Bambang Purnama haul ini juga sebagai perwujudan dari syiar Islam karena dari kegitan ini al Qur’an di gemakan, ukhuwah Isamiyah di tampakan dan ngaji sebagai tuntunan umat beragama digelar.  Selain itu pada acara haul juga dibacakan biografi dan perjuangannya yang sangat getol menyebarkan Islam. 

 

“Pangeran Purbaya semasa hidupnya diberi mandat oleh mertuanya menyebarkan agama Islam di Kabupaten Tegal yang dimulai dari desa Kalisoka,” katanya


Dalam tausiyahnya KH Zaenal Arifin menuturkan pentinya umat Islam untuk bersilaturhami dan menjaga tali persaudaraan antar umat manusia, sehingga akan tercipta tatanan umat Islam yang saling mendukung dalam kebaikan dan menolak terhadap kemahdlorotan. Menjaga ajaran wali dan ulama yang terdahulu merupakan kewajiban umat Islam sekarang, karena dari beliaulah Islam dapat tesebar di bumi Nusantara ini. Ksusunya tanah jawa yang sebagian besar menganut Islam.

 

“Hidupkanlah agama di manapun tempat berada dan janganlah kalian bersekongkol dengan kebatilan dan kedholiman, niscaya keberkahan hidup akan terasa sepanjang hayat. Berbuat baiklah kepada sesama umat manusia tidak usah memandang jelek bagusnya siapapun harus dipandang sama karena Allah saja hanya akan melihat manusia dari segi ketakwaanya,” tuturnya.           

 

 

Redaktur     : Syaifullah Amin

Kontributor : Abdul Muiz