Warta

Hasyim Tak Sepakat Ide Poros Tengah Jilid II

NU Online  ·  Kamis, 18 Desember 2008 | 08:23 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi menyatakan ketidaksepakatannya terhadap ide poros tengah jilid II yang digagas oleh Din Syamsuddin, ketua umum Muhammadiyah, apalagi jika yang menjadi kekuatan pemersatu adalah ormas Islam seperti NU dan Muhammadiyah yang kader-kadernya tersebar di sejumlah partai.

Menurutnya upaya penyatuan suara umat Islam melalui polarisasi ormas Islam seperti NU dan Muhammadiyah rawan mengalami perpecahan dan alienasi. Perasaan mendahulukan kelompoknya akan muncul di masing-masing ormas di tengah perjalanan sebagaimana terjadi pada poros tengah setelah kemenangan Gus Dur pada pemilu 1999 lalu.<>

“Sekarang kalau memang mau bersatu carilah figur yang bisa diterima semuanya, dengan tema yang bisa diterima semuanya, langsung umat yang mendukung, tidak perlu polarisasi ormas,” katanya di Jakarta, Kamis (18/12).

Tambahan lagi, saat ini semakin sulit menyatukan pandangan karena kader-kader ormas Islam banyak tersebar di berbagai partai yang masing-masing partai tersebut memiliki agenda yang berlainan.

“Bahwa itu bisa dibicarakan sesama tokoh Islam, itu oke, tetapi kalau polarisasinya ormas, itu malah sulit. Karena ormas kadung tersebar itu, semua partai ada caleg NU-nya, demikian juga di Muhammadiyah,” tandasnya.

Sementara itu jika mengusung sebuah figur, ia akan dia memiliki lekatan amanat dan kedekatan visioner dengan ummatnya secara utuh, tidak berdasarkan formalitas, dan dari situ akan mendapatkan suara banyak.

“Sayangnya, sampai saat ini belum muncul figur yang bisa menyatukan kepentingan umat secara keseluruhan karena belum ada yang dipercaya masyarakat,” tambahnya.

Upaya seorang pemimpin ormas, untuk mengkonsolidasikan anggotanya pada satu titik kekuasaan saat ini juga akan semakin sulit mengingat banyak tokoh dalam ormas tersebut yang memiliki kepentingan berbeda, seperti membuat partai sendiri yang tentunya akan beda agenda dan jalur. 

“Ada PAN ada PMB di Muhammadiyah sedangkan di NU ada PKB, PKNU, dan PPP yang tokoh-tokohnya juga tokoh NU dan Muhammadiyah yang masing-masing juga memiliki dukungan trust pada kelompoknya, dan itu juga tidak gampang dipengaruhi oleh pimpinan ormasnya,” pungkasnya. (mkf)