Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Muzadi mengatakan, saat ini NU yang menjadi organisasi Islam dengan pengikut terbesar di Indonesia telah menjadi milik dunia, sehingga harus turut terlibat lebih baik lagi bagi kepentingan masyarakat internasional.
"NU telah menjadi milik dunia, bukan karena yang membawanya tetapi justru oleh yang membuat," katanya saat membuka Konferensi Cabang NU Temanggung yang dihadiri ribuan peserta di Gelanggang Olah Raga "Bambu Runcing" Temanggung, Senin.
<>Ia menjelaskan, NU memiliki pandangan yang bersifat universal sehingga diterima oleh masyarakat internasional. Wajar, katanya, bila NU berpandangan bahwa Partai Politik (Parpol) memperoleh kemenangan jika banyak yang mencoblos. Tetapi kemenangan NU terletak pada cara berpikirnya yang bisa diterima seluruh umat manusia di dunia.
Hingga saat ini, katanya, NU memiliki keterlibatan secara intensif dalam pembicaraan soal keterbukaan dunia. "Hanya NU yang diajak Presiden AS, George W. Bush dan Presiden Libya Khadafi, soal keterbukaan," katanya.
Meskipun kini NU telah menjadi organisasi keagamaan Islam besar di Indonesia, katanya, NU tetap merasa tidak perlu "terjun" dalam wilayah politik, termasuk tidak perlu menjadi Parpol.
Â
Jika NU terjun dalam dunia politik maka hanya akan berbicara soal kekuasaan dan bukan persoalan kemasyarakatan serta keagamaan yang selama ini menjadi "bidang garap" sesuai dengan kitahnya."Biarlah orang-orang NU hanya mencoblos, soal politik dan kekuasaan serahkan saja pada ahlinya, yakni partai politik. ’Eman-eman’ sekali kalau sampai ada kiai masuk wilayah (Parpol,red),
nanti dikira termasuk golongan yang ingin pendapatan, bukan golongan yang berpendapat. NU itu ’officialnya’ sedangkan pemainnya adalah Parpol," katanya.
Pada kesempatan itu Hasyim Muzadi mengingatkan agar warga NU memilih pemimpin yang memiliki integritas kepribadian baik sebagai pemimpin umat."Saya tujukan kepada intern NU. Jadi intern NU dia harus punya integritas kepribadian yang cukup sebagai pemimpin umat, saya tidak bicara pemimpin yang lainnya," katanya.
Ketika ditanya wartawan soal pemberantasan korupsi di Indonesia usai membuka acara itu, Muzadi mengatakan, secara internal NU juga melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi. Pihaknya telah mengirimkan surat kepada para pejabat yang berasal dari NU agar berhati-hati melaksanakan tugas dan tidak melakukan tindakan korupsi. "Di NU kalau sampai ada pejabat korupsi, maka sesuai anggaran dasar, dia harus berhenti. Ini sudah formal," katanya.
Ia juga mengatakan sulit upaya "pemformalan" gerakan pemberantasan korupsi dan anti politik busuk oleh NU karena organisasi itu sebatas bersifat organisasi masyarakat dan bukan badan pemerintahan.
Namun, katanya, NU memberikan dorongan kepada aparat penegak hukum untuk melakukan tindakan tegas sesuai peraturan yang berlaku terhadap para koruptor. "Kita bukan pemerintahan, maka kita hanya bisa mendorong agar aparat hukkum berani bertindak tegas terhadap soal itu," kata Hasyim Muzadi.(mkf)
Â
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
3
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
4
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
5
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
6
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
Terkini
Lihat Semua