Warta

Hasyim Mobilisasi Warga Bangun Pesantren

NU Online  ·  Rabu, 30 Juni 2004 | 02:02 WIB

Bengkulu, NU Online
Cawapres dari PDI Perjuangan KH Hasyim Muzadi mengajak warga mewakafkan tanahnya untuk didirikan bangunan pesantren. Pesantren menurutnya merupakan salah satu  lembaga pendidikan yang menyelaraskan ilmu dan agama serta prakteknya dalam kehidupan sehari-hari. Pesantren diharapkan dapat menjadi solusi Indonesia ke depan, membangun manusia berilmu dan berahlaq, sehingga KKN dapat dihilangkan.

Hal itu disampaikan Hasyim ketika bersilaturahmi dengan pesantren Hidayatul Qomariah, Desa Sukamaju, Pulai Baai, Kecamatan Selebar Kota Bengkulu, kemarin. Hasyim menyatakan, warga yang mewakafkan tanahnya juga bisa dikenang sepanjang masa dengan diabadikannya nama yang bersangkutan untuk pesantren.

<>

"Nama Qomariah dari pesantren ini diambilkan dari nama Komaruddin warga di sini yang menyumbangkan tanahnya untuk pesantren. Kalau ingin dikenal dan menjadi amal jariah berwakaf dan bersedekalah untuk pesantren," ujar ketua umum nonaktif PBNU itu di hadapan ratusan hadirin dan santri lainnya. Hasyim kemudian menuturkan betapa beratnya mendirikan dan mengelola satu pesantren. Bedanya dengan sekolah umum, pesantren yang terpenting keramatnya dan kiainya. Kalau sekolah umum paling yang dinilai gedungnya, gurunya dan manajemen sekolahnya. Dalam pesantren yang terpenting adalah doa dari warga dan santri agar kyainya diberi maunah  dan pertolongan Allah SWT. Bila ini sudah kena urusan membuat gedung dengan cepat akan terlaksana. Ada pesantren yang lebih dahulu dibuat gedungnya, baru kemudian dicari kiainya. Alhasil gedung pesantren jadi arena olahraga karena tidak ada warga yang meminati.

Hasyim menyatakan, sebagai lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan agama sekaligus mengamalkan, keberadaan pesantren harus didukung oleh semua pihak. "Jangan hanya tempat hiburan saja yang dibantu. Pesantren ini harus dibantu, untuk menciptakan manusia yang berakhlak mulia," ujarnya. Penduduk Indonesia papar Hasyim dikenal sebagai orang yang agamis, tapi sebaliknya negara ini dikenal sebagai yang paling korup di dunia dan ini membuktikan adanya sesuatu yang tidak beres. (MA/rk)