Warta

Hamzah Haz Berterima Kasih pada Para Ulama

Kamis, 4 Maret 2004 | 04:14 WIB

Jakarta, NU Online
Wakil Presiden RI Hamzah sangat  berterima kasih kepada para ulama, dimana tanpa keikutsertaan pemerintah peran mereka cukup berhasil mendirikan pondok pesantren yang menghasilkan lulusan yang berahlak dan bermoral.

Pernyataan tersebut diungkapkannya di depan ratusan santri dan tamu undangan lainnya yang memadati aula Al Muktamar PP Lirboyo Kediri. (03/03).

<>

Sampai saat ini, menurut Hamzah, 20 persen dari seluruh penduduk Indonesia merupakan basis santri. "Mereka yang 20 persen ini selalu dekat dengan Allah dan mampu  menyelamatkan rakyat kita yang 80 persen lainnya. Berarti mereka juga turut serta menyelamatkan bangsa kita ini dari keterpurukan," papar Ketua Umum DPP PPP itu.

Dikalangan NU sendiri terdapat sekitar 12.000 pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai yang dikelola secara tradisional maupun yang sudah dikelola secara modern yang menampung santri dari berbagai wilayah, baik dari dalam maupun luar negeri.

Mereka berkembang secara mandiri tanpa menggantungkan bantuan dari pemerintah dan mendapat bantuan dari masyarakat sekitarnya serta usaha para santri dan alumninya yang memang memiliki ikatan psikologi kuat dengan institusi yang memiliki peran besar dalam usaha perjuangan kemerdekaan bangsa ini.

Lebih lanjut Hamzah mengatakan, mestinya kalangan akademisi harus bertanggung jawab atas terjadinya krisis ekonomi dan keuangan. Sementara kalangan santri lebih bertanggung jawab pada pembangunan akhlak dan mental bangsa.  HaL ini dikarekan banyaknya lulusan perguruan tinggi handal, seperti ITB dan IPB yang masih dari harapan untuk membangun bangsa dari keterpurukan.

Menurut Hamzah, apa yang didapatkan dari ITB dan IPB masih jauh dari harapan, karena hanya sepuluh persen saja yang kembali mengajar ke almamaternya. "Sementara 90 persen sisanya banyak yang menjadi pengusaha, banker, birokrasi, wartawan dan banyak juga alumni IPB dan ITB sekarang ini menjadi politisi karena banyaknya partai politik," katanya

Padahal, menurut Wapres, didirikannya IPB oleh Soekarno dulu dilatarbelakangi oleh kondisi Indonesia sebagai negara agraris, namun sayang satnya kondisinya melenceng dari harapan. Menurut dia fenomena itu menunjukkan buruknya kinerja pendidikan nasional, dimana materi kuliah yang diajarkan belum sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi saat ini.

"Saya tidak menyalahkan IPB, saya juga tidak menyalahkan ITB. Tetapi pemerintah pada masa lalu tidak memberikan perhatiaan secara penuh kepada dunia pendidikan," katanya. Akibatnya, lanjut Hamzah, negara ini tetap saja dalam kondisi terpuruk dan tidak mampu lagi bangkit dari krisis multi dimensi ini.(red)