Habib Soleh, Sesepuh Ulama dan Habib Tegal Itu Telah Tiada
NU Online · Sabtu, 8 Oktober 2011 | 01:22 WIB
Tegal, NU Online
KH Habib Soleh bin Muhamad bin Hadun Alatas sesepuh ulama dan habib kota Tegal, kini telah tiada. Habib yang dikenal mukhlis dan teguh memegang sunah-sunah Rasulullah SAW itu wafat ketika malam Jum’at (7/10) pukul 01.00.
Kabar wafatnya langsung menyebar dari SMS ke SMS yang bersumber dari anaknya habib Muhamad bin Soleh, sehingga pagi harinya warga kota dan kabupaten Tegal memadati kediamanya di Jl Ayam kota Tegal untuk bertakziah.
<>
“Kami merasa kehilangan atas wafatnya, karena beliau termasuk sesepuh ulama dan habib yang menjadi panutan umat, segala tindakanya pasti sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Rosulullah SAW. Tindakanya selalu pas dengan Rasulullah contohnya bersiwak, tidak hanya ketika mau salat, ketika akan berbicarapun bersiwak terlebih dahulu, bahkan ketika terakhir ajal mau menjemput, mau bertemu malaikat Izroilpun barsiwak lebih dulu” kata H Soleh Basuki, penderek dan orang dekat habib Soleh kepada NU Online, disela-sela pemakaman, di komplek pemakaman Hadad Tegal setelah salat Jumat (7/10).
Ia wafat di usia 68, dengan meninggalkan 4 anak, 2 laki-laki dan 2 perempuan. Sakit yang diderita karena sepuh dan ia tidak pernah mengeluh sakit, sehingga keluargapun tidak membawanya ke rumah sakit. “Habib Soleh itu orangnya tidak pernah mengeluh sehingga sakit yang dideritapun tidak kelihatan. Tapi tanda-tanda beliau akan mangkat itu sudah diketahui keluarganya,” kata H Soleh menceritakan saat-saat terakhir bersamanya.
Tanda-tanda kemangkatan, lanjut H Soleh Basuki, ia bercerita bahwa Sayyidina Ali karamallahu wajhah datang menemuinya, tapi sayidatina Fatimatu Zahra belum datang sehingga masih berharap untuk bertemu sayidatina Fatimah. Tak lama kemudian ia bercerita lagi bahwa sayidatina Fatimah telah datang menemuinya.
“Mungkin karena baliau itu orangnya mukhlis (ikhlas) dan bersih sehingga karomahnyapun sering nampak. Saya pernah mengajaknya untuk berumroh ke tanah suci Mekah, disana ia langsung disalami sahabat Abubakar Sidik. Lebih mantap lagi bahwa ia wafat di malam baik, yaitu malam Jumat. Malam atau hari yang disebut Rasulullah sebagai sayidul ayyam, dan barang siapa wafat pada malam atau hari itu maka termasuk syahid,” katanya.
Diantara kebiasaan beliau yang selalu memegang teguh sunah-sunah Rasulullah, kata H Soleh Basuki adalah saat makan. Disamping makan sambil duduk, memakai tangan kanan dan berdoa, beliau selalu mencelupkan telunjuknya ke garam yang memang sudah disediakan, katanya ini adalah sunah Rasul.
“Jadi sekecil apapun tindakan Rasulullah maka akan ditirunya,“ kata H Soleh
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Abdul Fatah
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
2
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
3
Kontroversi MAN 1 Tegal: Keluarkan Siswi Juara Renang dari Sekolah
4
Kader PMII Dipiting saat Kunjungan Gibran di Blitar, Beda Sikap ketika Masih Jadi Wali Kota
5
Pihak MAN 1 Tegal Bantah Keluarkan Siswi Berprestasi Gara-gara Baju Renang
6
Kronologi Siswi MAN 1 Tegal Dikeluarkan Pihak Sekolah
Terkini
Lihat Semua