KH Solahuddin Wahid, pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, membenarkan, bahwa untuk pertama kalinya di era reformasi komunitas NU dan Muhammadiyah bersatu dalam satu barisan, setelah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dipilih MPR sebagai presiden RI pada sidang umum 1999.
Yang menyatukan warga NU dan Muhammadiyah adalah sosok Muhammad Jusuf Kalla, seorang calon presiden dari Makassar yang juga warga nahdliyyin. "Saya sering kontak dengan (mantan Ketua Umum Muhammadiyah) Pak Syafii Maarif. Pak Din Syamsuddin (Ketua Umum Muhammadiyah) samar-samar juga mendukung Pak Jusuf Kalla," ungkap Gus Solah, Rabu (1/7).<>
Menurut Gus Solah, komunitas NU dan Muhammadiyah bersatu karena ada seorang pemimpin yang mau memedulikan mereka. "Pak Jusuf Kalla sering datang ke pesantren, banyak mengenal dan membantu kalangan NU. Saya pikir, Muhammadiyah juga merasa demikian," katanya sebagaimana dikutip dari situs beritajatim.com.
Secara substantif, NU dan Muhammadiyah bersatu mendukung JK karena melihat kemampuan sang capres nomor urut 3 itu. "Kalau Anda mengikuti debat capres putaran kedua, saya pikir bintangnya Pak Jusuf Kalla," kata Gus Solah, mencontohkan salah satu media massa nasional yang dikenal mendukung Susilo Bambang Yudhoyono pun ikut memuji JK.
Sosok JK selain spontan, juga berani mengambil keputusan secara cepat dan transparan. Sosok pemimpin yang baik, menurut Gus Solah, bisa dilihat dari kecepatannya dalam memutuskan sesuatu, saat menghadapi masalah.
Gus Solah berharap, keputusan para kiai mendukung JK akan diikuti oleh umat Islam. Namun ia mengakui itu tak mudah. "Sebagian besar kiai NU ke Pak Jusuf Kalla. Cuma apakah masyarakat di sekitarnya akan mengikuti, saya tidak tahu. Perlu ada upaya khusus untuk terus menyosialisasikan hal ini," kata mantan calon wakil presiden pada pemilu 2004 ini.
Saat ini, kiai dan ulama bukan lagi satu-satunya rujukan dalam politik. "Kita harus akui, SBY pada posisi diuntungkan karena rakyat menganggap pemerintahan ini berhasil. Rakyat tidak tahu, bahwa dalam pengambilan keputusan, peran Pak Jusuf Kalla cukup besar," katanya.
Ke depan, Gus Solah berharap dukungan para kiai dan ulama akan diikuti oleh umat Islam di tingkat akar rumput. Gus Solah mengakui, sekarang ini yang menjadi referensi politik tak sekadar kiai. Banyak tokoh lain yang jadi rujukan umat dalam menentukan pilihan politik. "Kita sepakat untuk mendukung presiden yang aspiratif terhadap kepentingan umat Islam. Semoga ini diikuti umat di bawah," katanya. (mad)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
4
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
5
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
6
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
Terkini
Lihat Semua