Warta

Gus Sholah Sarankan NU Buat Film Tentang Resolusi Jihad

NU Online  ·  Selasa, 28 September 2010 | 12:08 WIB

Jombang, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang KH Salahuddin Wahid alias Gus Solah mengusulkan agar Nahdlatul Ulama (NU) membuat film yang bertema Resolusi Jihad, atau perintah jihad melawan penjajah yang mendorong terjadinya peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

Pernyataan itu dilontarkan Gus Solah ketika disinggung wartawan terkait kemungkinan NU membuat film khusus seperti yang sudah dilakukan oleh Muhammadiyah lewat 'Sang Pencerah'.<>

"Kita bukannya latah. Namun kalau memang NU berniat membuat film, lebih baik bertema resolusi jihad," kata Gus Sholah di Jombang, seperti dikutip situs beritajatim.com, Ahad (26/9).

Gus Solah menceritakan, pertempuran 10 November 1945 tidak lepas dari ulama NU. Apalagi saat itu tentara atau BKR (Badan Keamanan Rakyat) masih berumur beberapa bulan. Jadi yang berada di garda depan adalah rakyat kebanyakan.

Nah, melihat situasi tersebut, KH Hasyim Asyari mengumpulkan ulama. Dari pertemuan itu lahirlah resolusi jihad. Inti dari resolusi itu, mewajibkan bagi umat Islam yang sudah dewasa untuk turun ke medan laga mengusir penjajah. Selain itu, umat Islam yang berdomisili di radius 90 kilometer juga wajib ikut jihad.

"Ini penting untuk memupuk rasa kebangsaan kita. Apalagi masih sedikit sejarah yang mengupas masalah itu," jelasnya.

Tema lain yang juga penting diangkat dalam sebuah film oleh warga NU yakni, tentang diterimanya asas Pancasila oleh kaum Nahdliyyin. Menurut catatan sejarah, NU adalah organisasi yang pertama kali menerima asas Pancasila. "Film tentang penerimaan Pancasila oleh NU ini lebih bagus kalau diangkat dalam roman," jelasnya.

Dua tema itu menurut Gus Solah lebih relevan untuk diangkat untuk saat ini. Bagaimana dengan tema Gus Dur? Mantan wakil ketua Komnas HAM ini menganggap sah-sah saja. "Namun yang lebih tepat ya dua tema tadi," kata Gus Solah menegaskan.

Ketika disinggung tentang film Sang Pencerah, Gus Solah memberikan apresiasi positif. Ia mengaku sudah melihat film yang disutradarai Hanung Bramantyo tersebut. Dalam film itu ia melihat sosok KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah sebagai pejuang yang tak kenal lelah. Terutama ketika Ahmad Dahlan membantu masyarakat kecil, anak-anak jalanan, serta mampu menggerakkan roda organisasi secara terus-menerus. "Atas peran beliau itu pula Muhammadiyah menjadi organisasi yang besar," jelasnya. (sam)