Warta

Gus Sholah: Kita Tidak Punya Pilihan Lain

NU Online  ·  Selasa, 1 Maret 2005 | 11:27 WIB

Jakarta, NU Online
Ir. H. Salahuddin Wahid mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap kenaikan harga BBM. Namun demikian, tampaknya tidak ada pilihan lain untuk menutup anggaran pemerintah selain menaikkan harga BBM.

“Ke depan, pemerintah harus bisa menaikkan pajak dan mengurangi korupsi dan untuk saat ini dana kompensasi harus sampai ke sasaran dan juga harus ditingkatkan,” tandasnya seusai pelantikan dan diskusi PMII Cabang Jakarta Timur di Gedung GP Ansor, Selasa.

<>

Mantan Cawapres Golkar tersebut mengungkapkan bahwa pelaksanaan distribusi dana kompensasi ini tidak sesederhana seperti yang dibayangkan oleh pemerintah dan selama ini banyak kebocoran yang terjadi.

Demo Marak

Sementara itu sekitar 2.000 mahasiswa yang berasal dari berbagai kampus di Jakarta berdemonstrasi di Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa. Mereka mengajukan tuntutan kepada SBY untuk menurunkan kembali harga BBM. Mereka berasal dari Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP), Institut Pertanian Bogor, Bina Sarana Informatika, dan Sekolah Tinggi Teknik PLN.

Berbagai spanduk dan poster dalam berbagai ukuran tampak dibawa oleh para mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM dan permintaan untuk memecat para menteri yang tak dapat bekerja maksimal.

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam BEM Bandung Raya juga menemui pimpinan dan anggota komisi VII di Gedung DPR/MPR. mereka meminta DPR melakukan sesuatu yang kongkrit mensikapi kenaikan harga BBM tersebut. Dalam hal ini Wakil Ketua Komisi VII DPR asal FPDIP Sonny Keraf mengatakan akan meninjau perundangan yang terkait dengan kenaikan harga BBM.

Menyusul kenaikan harga BBM, harga sembako juga sudah mulai ikut merangkak naik. Kenaikan tersebut disebabkan oleh dampak psikologis dari kenaikan BBM walaupun ongkos transportasi belum naik.Harga gula pasir impor yang sebelumnya Rp5.300/kg menjadi Rp5.500/kg, minyak goreng curah dari Rp4.600/kg menjadi Rp4.700/kg.(mkf)