Gus Sholah: Idealnya Ponpes Tidak Terlibat Parpol
NU Online · Senin, 16 Februari 2004 | 23:43 WIB
Jogja, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU), KH Salahuddin Wahid berpendapat idealnya pondok pesantren (ponpes) tidak terlibat langsung dengan partai politik (parpol), apalagi jika kyainya sampai pindah dari satu parpol ke parpol lain.
Dalam Sarasehan Ponpes se Provinsi D.I.Yogyakarta di Ponpes Sunan Pandanaran Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Senin, ia menjelaskan, jika secara kelembagaan pesantren terlibat secara langsung dengan parpol maka pesantren tidak akan bisa lagi bersikap imparsial.
<>Ia juga mengemukakan pendapat beberapa kalangan bahwa kyai sebagai tokoh agama dan panutan umat hendaknya tidak melibatkan diri terlalu jauh ke dalam politik praktis, karena dikhawatirkan berakibat pembinaan umat terbengkelai.
"Peran kyai sebagai juru dakwah diharapkan mampu menyuburkan spritual umat. Sedangkan dunia politik dan dunia dakwah mempunyai perbedaan kontras," ujar Salahuddin Wahin yang juga Wakil Ketua Komnas HAM.
Dengan membawakan makalah berjudul Peran Pesantren Dalam Meredam Potensi Konflik Pemilu 2004, ia mempertanyakan kemungkinan menggabungkan politik dan dakwah.
Menurut dia, para ulama di PKS menyatakan mereka berdakwah di bidang politik dan berhasil. Namun, sejumlah kyai dan ulama di berbagai parpol ternyata juga tidak mampu menggabungkan dua dunia yang amat kontras itu.
Â
Ia mengatakan, berkaitan dengan Pemilu 2004, ponpes diharapkan mampu mengurangi potensi konflik, sehingga pemilu dapat berjalan aman tanpa hura-hura.
Rasa saling tidak percaya yang sudah amat meluas menjadi potensi negatif yang dapat menjurus ke arah konflik fisik dalam kaitan dengan Pemilu 2004. Lebih baik lagi jika para kyai dari ponpes bisa memberikan pendidikan politik kepada masyarakat di sekitar ponpes bahwa berpolitik harus dijalankan dengan mengikuti aturan, beretika,
dan harus santun, serta mengajarkan bahwa berbeda partai tidak berarti bermusuhan, katanya.
Sarasehan sehari Pondok Pesantren se DIY yang bertema Merajut Perdamaian: Peran Pesantren Dalam Mencari Resolusi Konflik Menjelang Pemilu 2004 itu diselenggarakan bersama Ponpes Sunan Pandanaran, Yayasan Solidaritas Nusa Bangsa, serta Asosiasi Penasehat Hukum dan HAM.
Pembicara lain dalam sarasehan itu adalah Ketua Yayasan Solidaritas Nusa Bangsa, Ester Indahyani Jusuf,SH dan Guru Besar IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Prof.Dr.Machasin. Saresehan diikuti sekitar 100 santri dan pengajar pondok pesantren se DIY.(red/mar)
Â
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua