Jakarta, NU Online
Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) merasa masih memiliki tugas yang belum tuntas dikerjakan karena terburu dilengserkan dari jabatan sebagai orang nomor satu di tanah air dan itu menjadi semacam pekerjaan rumah (PR) baginya.
"Tugas yang belum selesai itu adalah mewujudkan Indonesia yang lebih demokratis," kata Direktur The Wahid Institute, Zannuba Arifah Chafsoh, yang juga putri Gus Dur, di Jakarta, Jumat.
<>Menurut Yenny --panggilan akrab Zannuba--, Gus Dur tampak ingin sekali menyelesaikan tugasnya yang terputus itu karena sebagai seorang demokrat Gus Dur sangat mendambakan Indonesia yang demokratis.
Ketika ditanya apakah karena itu Gus Dur "ngotot" mencalonkan diri sebagai presiden, dengan diplomatis Yenny menjawab kalau dirinya belum tahu secara pasti apakah Gus Dur memang berniat maju sebagai presiden atau tidak.
Tapi, tambah Yenny, jika Gus Dur terkesan ingin masuk lagi ke gelanggang hal itu wajar-wajar saja. "Karena beliau merasa misi untuk mendemokrasikan Indonesia belum selesai. Itu analisa saya," katanya.
Gus Dur sendiri saat ini masih menjadi calon presiden (Capres) utama dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang diputuskan lewat Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Juli 2003.
Rapat Kerja Nasional Pemenangan Pemilu dan Orientasi Juru Kampanye Nasional PKB beberapa waktu lalu kembali mengukuhkan Ketua Umum Dewan Syuro PKB itu sebagai capres utama.
Namun, keputusan final capres dari partai yang dilahirkan PBNU itu baru akan ditentukan pada Mukernas berikutnya yang dijadwalkan akan digelar usai pemilihan umum legislatif.
Sementara itu Juru Bicara Gus Dur Adhi M Massardi menyatakan tidak khawatir dengan pembentukan tim pemeriksa kesehatan capres dan wapres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena percaya tim itu dibentuk bukan untuk menjegal salah satu calon.
"Hanya saja apakah perlu pemeriksaan kesehatan bagi capres itu, terutama kesehatan fisik. Beda dengan tentara misalnya, untuk menjadi anggota tentara jelas pemeriksaan fisik mutlak dilakukan," katanya.(red)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
2
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
3
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
4
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
5
Khutbah Jumat: Menolong Sesama di Tengah Bencana
6
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
Terkini
Lihat Semua