Warta

Gus Dur Masih Menjadi Pilihan Utama

NU Online  ·  Kamis, 22 Januari 2004 | 08:19 WIB

Jakarta, NU Online
Polling yang menunjukkan Gus Dur sebagai pilihan utama warga NU membuktikan bahwa ia masih menjadi pilihan utama dikalangan warga NU karena ia memiliki akar dalam masyarakat. Ini merupakan realitas pemilih yang sebenarnya karena sebagian besar masyarakat Indonesia adalah warga NU, dan hidup di pedesaan.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum PKB Alwi Syihab seusai mengisi acara lokakarya sehari Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) dengan tema : “Menempatkan Peran Yang Tepat Muballigh-Muballighoh NU dalam menghadapi pemilu 2004” yang menghadirkan KH Hasyim Muzadi, Alwi Syihab, Tarmizi Taher, dan beberapa pembicara lainnya guna menyiapkan para dai dalam menghadapi pemilu 2004.

<>

Berdasarakan polling yang dilakukan oleh Lembaga Survey Indonesia (LSI) terhadap 2160 responden atas warga NU dan Muhammadiyah Gus Dur menjadi pilihan utama warga NU dalam pemilihan presiden dengan mendapat suara 15.8 persen dan selanjutnya Megawati 13.9 persen, sedangkan urutan ke tiga Hamzah Haz 8.3 persen.

Mantan menteri luar negeri tersebut mengatakan bahwa saat ini media diramaikan dengan polling-polling yang dilakukan oleh berbagai TV maupun koran, atau lembaga penelitian. Namun demikian polling mereka biasanya berfokus di kota-kota yang penduduknya hanya 10 persen dari populasi di Indonesia yang tentu saja kurang mencerminkan hasil pemilu yang sebenarnya.

Kelemahan lainnya dari polling-polling tersebut biasanya dilakukan melalui telepon atau sms yang mana tidak semua masyarakat memilikinya, atau hal ini masih merupakan budaya masyarakat kota yang tentu saja memiliki bias yang besar dari realitas yang sebenarnya.

Jajak pendapat berupa pollling dengan melalui telepon atas sms saat ini merupakan metode yang umum dilakukan di negara besar seperti Amerika dan Inggris, namun demikian, tampaknya metode yang sama belum bisa diterapkan sepenuhnya di negara berkembang karena berbagai perbedaan kultur dan kemampuan alat komunikasi yang ada diantara negara berkembang dan negara maju.

Alwi Syihab juga menjelaskan bahwa Amerika Serikat yang merupakan negara modern, hubungan-hubungan emosional yang menunjukkan akar seseorang dalam masyarakat juga masih berlaku, misalnya presiden di Amerika selalu didukung dari daerah dimana ia dilahirkan, ini merupakan suatu hal yang sifatnya alamiah dari seseorang, walaupun warga Amerika memiliki pandangan hidup yang rasional.

Di Indonesia tidak banyak tokoh yang memiliki akar dalam masyarakat. Mereka biasanya merupakan tokoh yang pernah memimpin organisasi massa besar tertentu seperti Gus Dur, Amin Rais, maupun Megawati, sedangkan tokoh lainnya kurang mendapat dukungan publik, walaupun kelihatannya cukup populer.(mkf)