Warta

Gus Dur Masih Bersedia Jadi Ketua Dewan Syuro DPP PKB

NU Online  ·  Ahad, 20 Februari 2005 | 04:09 WIB

Surabaya, NU Online
Sekjen DPP PKB H Muhaimin Iskandar menegaskan bahwa mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) hingga kini masih menyatakan bersedia menjadi Ketua Dewan Syuro DPP PKB dalam Muktamar PKB ke IV di Semarang pada April mendatang.

"Keinginan memposisikan Gus Dur sebagai penasehat adalah omong kosong, karena Gus Dur dalam beberapa kali pertemuan masih menyatakan bersedia," katanya usai membuka Pembekalan Materi Hukum dan Kebijakan Pemilihan Kepala Daerah Langsung Lakumham DPP PKB di sebuah hotel di kawasan bandara Juanda, Surabaya, Sabtu.

<>

Dalam pertemuan yang dihadiri DPC PKB se-Jatim tapi tidak dihadiri Ketua DPW PKB Jatim Drs H Choirul Anam itu, ia mengemukakan hal itu menanggapi pernyataan Ketua Umum DPP PKB non-aktif Alwi Shihab saat menghadiri konsolidasi DPC PKB se-Jatim di Graha Astra Nawa DPW PKB Jatim (12/2).

Saat itu, Alwi Shihab yang juga Menko Kesra itu mengusulkan Gus Dur menjadi penasehat partai saja yang mempunyai posisi penting tapi tak terlibat langsung dalam urusan sehari-hari partai. "Ada usul dari beberapa kiai agar Gus Dur hanya memberi arahan," katanya.

Menurut Muhaimin, upaya memperkecil peran Gus Dur di PKB adalah langkah yang tidak realistik. "Jika ada isu Gus Dur perlu diletakkan di Dewan Penasehat adalah isu-isu yang omong kosong. Seluruh DPC, saya yakin secara aklamasi akan memilih Gus Dur sebagai Ketua Dewan Syuro," katanya.

Dalam kesempatan itu, Muhaimin meminta pihak di luar PKB (Alwi Shihab sudah non-aktif) tidak membuat cerita-cerita bohong bahwa PKB sudah tidak membutuhkan Gus Dur lagi. "Gus Dur mengatakan orang luar itu berusaha mencari perhatian dunia luar untuk memecah belah PKB. Saya minta upaya memecah belah PKB itu dihentikan," katanya.

Ditanya tentang sistem pengambilan keputusan di internal PKB yang ditengarai tidak berjalan demokratis dengan adanya Gus Dur, ia menilai sistem yang ada sudah berjalan baik, namun harus ada pembenahan di beberapa hal.

"Yang jelas, tidak ada pengurus PKB yang seolah-olah pecah menjadi pro dan tidak pro Gus Dur. Seluruh jajaran PKB bersama Gus Dur. Sistem tetap kita perbaiki tapi bukan berarti meletakkan Gus Dur di Dewan Penasehat," katanya.

Tentang pencalonan dirinya sebagai Ketua Umum DPP PKB, ia mengatakan dirinya sampai saat ini belum mencalonkan diri dan tidak begitu serius menanggapi dukungan yang datang dari beberapa daerah.

"Saya sangat berterima kasih atas dukungan DPC dan DPW yang meminta saya menjadi Ketua
Umum, tapi kuncinya adalah ada mekanisme partai dan saya menunggu bagaimana para kiai, dewan Syuro, dan bagaimana pula DPC se-Indonesia, apakah Ketua Tanfidz akan dipilih secara langsung atau harus mendapat persetujuan Dewan Syuro," katanya.

Mengenai rangkap jabatan di partai dengan birokrasi, ia menyatakan sebelum pemilihan presiden telah diputuskan bahwa seluruh pengurus partai, apalagi ketua umum, tak boleh merangkap di kabinet, siapa pun presidennya.

"Itu keputusan DPP, sedangkan pertimbangannya adalah untuk menjaga indpendensi partai.
Independensi partai adalah kalau menteri di bawah presiden, ketua umum tak boleh di bawah ketua partai lain, karena akan ada conflict of interest antara kepentingan partai dan kepentingan atasannya," katanya.

Disingung posisinya sebagai Wakil ketua MPR, ia mengatakan dirinya belum tentu mencalonkan, tapi DPR itu sendiri memiliki atasan yakni partai, kemudian baru "atasan" Allah. "Jadi, tak ada atasan lain selain partai. Kalau menteri tentu harus taat pada presiden, pasti tunduk pada presiden. Belum tentu tunduk sama partai," katanya.

Sementara itu, Ketua DPP Garda Bangsa Nachrowi yang tampak hadir dalam acara itu menambahkan Garda Bangsa siap mengamankan posisi Gus Dur sebagai Ketua Dewan Syuro.     "Kalau selama ini Dewan Syuro terlalu dominan itu tak betul, pengambilan keputusan selama ini dilakukan secara demokratis. Misalnya, eksekusi terhadap Alwi dan Gus Ipul dilakukan lewat rapat pleno dan voting.  Itu bukan keinginan pribadi Gus Dur," katanya.

Ia menilai PKB tanpa Gus Dur memang bisa jalan tapi figur formal yang bisa menggaet massa arus bawah hanya Gus Dur. "Grass roots masih melihat Gus Dur dan kiai-kiai sebagai figur. Kalau tak ada, kami tak bisa yakin, realitas seperti itu," katanya.(ant/mkf)