Jakarta, NU.Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama (PBNU), KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), menyatakan, tiga bom yang mengguncang kompleks perumahan mewah di Riyadh bagian barat, Sabtu (8/11) tengah malam waktu setempat, merupakan ulah kelompok militan anti- AS.
“Itu sebagai reaksi atas rencana Jenderal John Abizaid, Komandan Pasukan AS di Irak, yang akan mengoperasikan pasukan khusus Satuan Tugas 121 (Task Force 121) untuk memburu Saddam Hussein dan Osama bin Laden,” kata Gus Dur kepada wartawan di Jakarta, Ahad (9/11) siang kemarin.
<>“Saya mengutuk pengeboman di kompleks perumahan di Riyadh semalam dan turut berbelasungkawa, baik kepada pemerintah Arab Saudi maupun korban pengeboman tersebut,” tambahnya.
Lebih lanjut mantan Ketua Umum PBNU ini mengatakan, hal itu membuktikan kepada dunia bahwa kelompok Islam militan pimpinan Osam bin Laden itu tidak hanya tersebar di Afghanistan dan sekitarnya, tapi juga di Arab Saudi dan di negara-negara lain di seluruh dunia.
Untuk itu, Gus Dur menambahkan, menghadapi kelompok tersebut tidak akan bisa dituntaskan dengan jalan kekerasan.
“Untuk menyelesaikan persoalan di kawasan Timur Tengah, saya terus menerus mengkampanyekan perlunya jalan damai, perlunya dialog, dan bukan jalan kekerasan. Seperti penyelesaian Irak, harus diadakan perundingan antara Saddam Hussein, rakyat Irak yang merasa sudah merdeka dan pihak-pihak terkait lainnya, sedangkan AS dan PBB hanya sebagai fasilitatornya,” usul Gus Dur seraya mengatakan, usulan serupa pernah disampaikannya di beberapa forum internasional.
Sementara itu di tempat terpisah Presiden Mesir Hosni Mubarak juga menyatakan prihatin atas aksi bom di ibukota Arab Saudi, Riyadh, yang menewaskan sedikitnya 11 orang dan mencederai lebih dari 120 lain. "Sesungguhnya, aksi bom di Riyadh itu merupakan kejahatan kemanusiaan, dan karena itu wajib dikutuk," kata Mubarak, Minggu.
Mubarak dilaporkan melakukan pembicaraan telefon dengan Raja Arab Saudi, Fahd Bin Abdul Aziz, untuk menyampaikan belasungkawa atas musibah kejahatan teroris tersebut.
Pernyataan kutukan senada diungkapkan Syeikh Agung Al-Azhar, Prof Dr Mohamed Sayed Tantawi. "Serangan bom di Riyadh dengan target warga asing itu menunjukkan perlakuan tidak berprikemanusiaan," ujarnya.
Syeikh Al-Azhar itu mengimbau semua pihak untuk merapatkan barisan untuk mencegah aksi teror dalam bentuk apa pun dan termasuk aksi kejahatan yang mengatasnamakan agama. Pemboman itu terjadi di Sabtu tengah malam di kawasan elit Kompleks Al-Muhaya, yang menurut laporan terakhir menewaskan sedikitnya 11 orang dan mencederai lebih 120 lain.
Sebegitu jauh, belum ada pihak yang menyatakan bertanggungjawab atas aksi bom tersebut. Namun, Menteri Dalam Negeri Arab Saudi menuding kelompok Al-Qaeda pimpinan Osama Bin Laden berada di belakang teror tersebut.
Sebelumnya, pada awal pekan silam, Pemerintah Arab Saudi mensinyalir adanya kelompok teroris yang berupaya menjadikan kota suci Makkah sebagai target aksi kekerasan dalam bulan Ramadhan ini. Dalam satu operasi yang dilancarkan aparat keamanan setempat, dua orang yang diduga anggota sel kelompok teroris ditembak mati, dan dua orang lainnya ditangkap termasuk seorang warganegara Chad. (ant/rtr/cih)***
Terpopuler
1
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
2
Pemerintah Umumkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Nasional
3
Pengetahuan tentang HKSR Jadi Kunci Cegah Kekerasan Seksual, Begini Penjelasannya
4
Bukan Hanya Kiai, Mustasyar PBNU: Dakwah Tanggung Jawab Setiap Muslim
5
Gus Yahya: NU Bergerak untuk Kemaslahatan Umat
6
Fatwa Haram Tak Cukup, Negara Harus Bantu Atasi Akar Ekonomi di Balik Sound Horeg
Terkini
Lihat Semua