Gus Dur: Bangsa Indonesia Kehilangan Simpul Budaya
NU Online · Sabtu, 12 Juni 2004 | 22:20 WIB
Solo, NU Online
Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengatakan, saat ini bangsa Indonesia telah kehilangan simpul budaya dengan wafatnya Raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sri Susuhinan Paku Buwono (PB) XII.
Gus Dur beserta isterinya Sinta Nuriah mengatakan hal itu seusai melayat almarhum Sri Susuhunan PB XII yang jenazahnya masih disemayamkan di Masjid Pujosono Kraton Kasunanan Surakarta, Sabtu.
<>Ia mengatakan, PB XII merupakan sosok seorang raja yang sangat pintar kepada bangsanya dan tidak memandang bulu, dan juga tidak memandang bahwa orang Jawa itu lebih baik dari yang lain.
PB XII itu juga salah satu orang yang masih mempunyai perhatian yang sangat tinggi terhadap budaya terhadap budaya Jawa, meskipun raja ini hidup di zaman kemerdekaan.
"Wafatnya PB XII Jumat (11/6) yang akan dimakamkan di kompleks pemakaman raja-raja di Imogiri, Yogyakarta, Senin (14/6), berarti bangsang ini kehilangan salah satu simpul budaya yang sangat berarti bagi bangsa dan negara ini," kata Gus Dur.
Gus Dur berharap dengan wafatnya PB XII, tetap berharap Keraton Kasunanan Surakarta untuk terus memperhatikan dan melestarikan budaya Jawa, karena ini merupakan salah satu alat pemersatu bangsa Indonesia.
*
Menteri Pertambangan dan Energi Purnomo Yusgiantoro dan Dirut Bulog Wijanarko sebelum Gus Dur datang juga melayat PB XII, juga mengatakan bahwa Raja Keraton Surakarta yang bernama kecil Raden Mas Gusti Suryo Guritno, memang merupakan orang besar yang perlu diteladani.
PB XII itu mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap budaya Jawa, oleh karena itu atas meninggalnya penguasa Keraton Kasunanan Surakarta ini pihaknya juga merasa kehilangan.
Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Sunarso beserta Kapolda Jawa Tengah Irjen I Lebang juga hadir melayat PB XII. Kapolda Jawa Tengah mengatakan pihaknya merasa kehilangan salah satu sesepuh yang patut diteladani.
Pangdam IV/Diponegoro mengatakan PB XII itu sangat dekat dengan rakyat kecil, oleh karena itu sangat pantas kalau wafatnya PB XII merasa banyak orang kehilangan seorang bapak.
"PB XII itu sangat dekat sekali dengan rakyat kecil, meskipun beliau itu seorang raja, dan semestinya seorang pemimpin sekarang ini juga perlu mencontohnya," kata Sunarso.
Baik Gus Dur beserta istrinya Hj Sinta Nuriah, Purnomo, Wijanarko, Sunaryo dan I Lebang dengan wafatnya PB XII mereka pun mengucapkan bela sungkawa.
Presiden Megawati Soekarmoputri Sabtu juga headir melayat almarhum PB XII yang lebih senang berdiam di salah satu sudut Hotel Sahid Kusumo katimbang di lingkungan kraton. Hotel ini sebenarnya juga rumah bangsawan Surakarta hanya saja dalam operasionalnya sehari-hari bekerja sama dengan manajemen Hotel Sahid.
*
Jenazah PB XII yang wawat pukul 08.08 WIB Jumat (11/6) di RS dr Oen Solo, yang terus disemayamkan di Masjid Karaton Pujosono, mulai Sabtu pukul 16.00 WIB dipindah ke Sasono Parasediyo, di dalam Keraton Kasunanan Surakarta.
Semenjak jenazah PB XII yang disemayamkan di Masjid Keraton Pujosono, sampai sekarang terus berdatangan baik para pejabat tinggi negara maupun masyarakat yang berdatangan untuk mengucapkan bele sungkawa.
Pemerintah Kota Surakarta juga memasang bendera Merah Putih setengah tiang di jalan-jalan utama sebagai tanda untuk penghormatan terakhir kepada PB XII.
Untuk karangan bunga pun sampai sekarang juga masih terus berdatangan ke Kraton Kasunanan Surakarta, dan di situ juga terlihat karangan bunga antara lain atas nama Presiden Megawati beserta suami Taufiq Kiemas, Capres Wiranto, dan Ketua DPR Akbar Tandjung. (Ant/Cih)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
2
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
3
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
4
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
5
Khutbah Jumat: Menolong Sesama di Tengah Bencana
6
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
Terkini
Lihat Semua