Gus Ali Masyhuri: NU harus Cerdas Mereformulasi Gerakan
NU Online · Kamis, 9 Juni 2011 | 07:27 WIB
Sumenep, NU Online
Posisi keagamaan NU saat ini dijepit dari dua arah yang berlawanan, liberalisme yang mengesampingkan norma-norma dan faham Islam garis keras yang mudah menuduh kafir.
Demikian dinyatakan KH Agus Ali Mashuri dalam Diskusi “Perkembangan dan Kondisi NU Terkini” yang diselenggarakan PCNU Sumenep (7/6).
<>
Menurutnya, NU harus cerdas mereformulasi gerakan keagamaannya, juga paham kebangsaannya. “Jangan lupa, liberalisme dan Islam garis keras atau radikal itu menggerogoti kepentingan nasional, baik sisi kebudayaan, politik, hingga ekonomi. Mereka itu canggih-canggih, jika NU masih berkutat di ranah internal, maka Aswaja dan kepentingan nasional bangsa ini akan tergerus,” jelasnya Ali Mashuri.
Dia menegaskan, NU besar dalam jumlah. Tapi NU jangan kalah dalam peran mempengaruhi kehidupan keagamaan dan kebangsaan.
Di era perang pemikiran sekarang ini, kata Ali Mashuri, NU bisa berperan jika NU harus melakukan penataan keorganisasai sehingga lebih terorganisir. Di sinilah aspek manajerial menjadi mendesak untuk segera ditata.
“SDM NU sudah cukup, jaringan kuat di dalam dan dunia internasional, serta jama’ah besar. Sayang semua itu masih belum terkelola dengan baik,” ujarnya.
“Alhamdulillah, di Jawa Timur NU sudah memiliki TV9. Cuma sampai saat ini siarannya terbatas baru terjangkau di kawasan Surabaya, Sidoarjo dan sekitarnya. Butuh 10 milyar agar TV9 bisa dinikmati oleh warga Nahdliyin di Jawa Timur dan Jawa Tengah,” katanya.
Redaktur : Hamzah Sahal
Kontributor: Ahmad Dardiri
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
4
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
5
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
6
Sejarawan Kritik Penulisan Sejarah Resmi: Abaikan Pluralitas, Lahirkan Otoritarianisme
Terkini
Lihat Semua