Golkar Jatim Meminta KH Hasyim Muzadi Jadi Cawapres Golkar
NU Online · Senin, 10 November 2003 | 10:28 WIB
Jakarta, NU Online
Sebagai salah satu organisasi yang memiliki banyak massa, Golkar Jatim melirik Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi calon presiden pemenang konvensi Partai Golkar. "Saya sudah menyampaikan niat Golkar Jatim, tapi Pak Hasyim tidak langsung menerima, juga tidak menolak. Beliau berjanji akan memberikan jawaban pada bulan Muharram mendatang," ungkap Ketua DPD Partai Golkar Jatim, H Ridwan Hisjam.
Wacana pencalonan Mantan Ketua Umum PWNU Jatim tersebut sebenarnya sudah lama diungkapkan oleh Golkar Jatim, baik sebagai capres atau wapres Golkar. Namun demikian, sampai saat ini, KH Hasyim Muzadi belum menentukan keputusannya.
<>KH Hasyim Muzadi ditemui oleh orang nomor satu Golkar Jatim di rumahnya, di kompleks Pesantren Mahasiswa Al-Hikam, Malang (7/10) setelah mengadakan acara buka bersama DPD Partai Golkar Jatim dengan fungsionaris Golkar se-Malang Raya. Acara pertemuan tersebut dilakukan setelah rombongan mengikuti shalat tarawih di Pesantren Al-Hikam.
Namun demikian, Ridwan Hisyam menyatakan bahwa lamaran ini baru rintisan. "Kami tidak bisa menyebut ini lamaran resmi. Sebab yang berhak melamar secara resmi itu DPP (Partai Golkar). Tetapi paling tidak, jika rintisan ini berhasil, DPP Partai Golkar pasti akan mempertimbangkan," ungkapnya.
Dalam kaitan ini, Ketua PBNU Andi Jamaro menyatakan bahwa jika memang serius Golkar harus mengajukan permintaan resmi ke PBNU. "Ya, jangan hanya sekadar ngomong. Sebaiknya Golkar Jatim menyampaikan aspirasi itu ke DPP Golkar, lalu DPP Golkar secara resmi meminta Pak Hasyim kepada PBNU. Kalau ada tawaran itu, Pak Hasyim kan tentu akan menanyakan ke PBNU untuk mengizinkan atau tidak." ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar yang juga Ketua Harian Panitia Konvensi Capres Golkar, Slamet Effendy Yusuf menyatakan bahwa sangat layak jika KH Hasyim Muzadi menjadi calon wapres untuk dipasangkan dengan capres dari Golkar karena NU memiliki massa yang banyak. “Karena Cak Hasyim itu orang yang punya massa, berarti punya pemilih," ujar Slamet.
Dengan adanya pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung, sangat dimungkinkan bahwa organisasi yang memiliki banyak pengikut memiliki pengaruh dominan dalam hal ini, walaupun bukan partai politik, dan partai politik yang memenangkan pemilu legislatif belum tentu dapat memangkan pemilihan presiden karena masing-masing dilakukan secara terpisah.
Mantan Ketua Umum GP Ansor tersebut menilai bahwa seharusnya parpol yang paling banyak dipilih warga NU yang seharusnya juga memikirkan ketua umum PBNU. “Kalau mereka sampai tidak memikirkan secara khusus Pak Hasyim, ya kebangeten," sindirnya.(sy/mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
3
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
4
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
5
Pemerintah Umumkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Nasional
6
Innalillahi, Menag 2009-2014 Suryadharma Ali Meninggal Dunia
Terkini
Lihat Semua