Warta

Gempuran ke Gaza Menghebat

NU Online  ·  Rabu, 31 Desember 2008 | 02:19 WIB

Gaza, NU Online
Israel mengatakan siap melakukan "aksi panjang berminggu-minggu" saat negara itu melanjutkan serangan udara paling gencar dalam beberapa dekade ke Gaza.

Para pejabat Palestina mengatakan 10 orang tewas dalam serangan paling akhir, sehingga total korban jiwa sejak hari Sabtu mencapai 360 orang. Sementara itu, empat warga Israel tewas dalam kebakaran akibat roket.<>

Menteri Dalam Negeri Israel, Meir Sheetrit menolak gencatan senjata hingga ancaman serangan roket bisa benar-benar dihentikan. Seorang pengamat hak asasi PBB menuduh Israel melakukan aksi "pembantian besar-besaran".

Richard Falk - pelapor khusus hak asasi manusia untuk wilayah Palestina - mengatakan masyarakat internasional harus menekan Israel untuk menghentikan serangan ke Gaza.

"Israel melakukan serangkaian aksi pembantaian dengan senjata modern terhadap populasi yang tidak berdaya - menyerang masyarakat yang selama berbulan-bulan harus menghadapi blokade total," ujar Richard Falk dalam wawancara dengan BBC.

PBB mengatakan setidaknya 62 warga Palestina yang tewas sejauh ini adalah kaum wanita dan anak-anak, dan badan itu meminta penyeledikan terhadap serangah yang menewaskan banyak korban dari kalangan warga sipil tersebut.

Bentrokan di pantai

Pesawat-pesawat jet tempur Israel kembali menyerang sasaran yang berhubungan dengan gerakan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, di hari keempat dan membom sejumlah gedung pemerintah dan pos-pos keamanan. Empat puluh orang dilaporkan terluka dalam serangan hari Selasa.

"Militer Israel tidak boleh menghentikan operasi ini sebelum tekad warga Palestina, Hamas, untuk terus melontarkan roket ke Israel hilang," ujar Sheetrit kepada Radio Israel.

Militer Israel "membuat rencana untuk melakukan aksi selama berminggu-minggu," ujar wakil menteri pertahanan, Matan Vilnai, dalam wawancara dengan media lain.

Sumber-sumber medis Palestina mengatakan satu serangan hari Selasa menewaskan dua kakak beradik, yang tertua berusia 11 tahun, saat mereka sedang naik gerobak keledai di Beit Hanoun, Gaza Utara.

Dalam aksi terpisah, kapal perang Israel berhadapan dengan pegiat pro Palestina yang berusaha menembus blokade Gaza dengan kapal laut sekitar 70 kilometer di lepas pantai Israel di wilayah perairan internasional.

Para pegiat itu mengatakan satu kapal Israel menabrak mereka setelah peringatan yang untuk putar haluan tidak diindahkan. Kapal para pegiat itu membawa bantuan medis seberat 3,5 ton dan kini mencoba mencapai Lebanon.

Israel mengerahkan pasukan dalam jumlah besar di sepanjang perbatasan dengan Gaza dan para pemimpin politik tidak mengesampingkan serangan dari darat.

Hari Selasa pagi perbatasan Mesir- Gaza ditutup setelah sejumlah truk yang membawa bantuan dan warga Palestina yang luka diijinkan melintas pada hari Senin.

Para menteri luar negeri Uni Eropa akan mengadakan pertemuan di Paris hari Selasa untuk membicarakan krisis yang semakin genting ini.

Pertemuan yang diadakan oleh Menteri Luar Negeri Perancis, Bernard Kouchner, ini akan mempertimbangkan koridor bantuan kemanusiaan dan cara mengirim bantuan tambahan untuk 1,5 juta warga Gaza yang dikepung itu.

Protes kemarahan

Puluhan basis kekuatan Hamas, seperti kompleks keamanan, kantor pemerintah dan terowongan menuju Mesir, menjadi sasaran gempuran Israel sejak negara itu memulai pemboman besar-besaran pada hari Sabtu pagi.

Aksi protes kemarahan terhadap serangan ini telah terjadi di sejumlah kota di dunia Arab dan ibukota Eropa. Serangan itu dimulai kurang dari satu minggu setelah kesepakatan gencatan senjata selama enam bulan dengan Hamas berakhir. Hamas menguasai Gaza sejak tahun 2007.

Para pengamat mengatakan para pemimpin Israel mendapat tekanan untuk mengambil tindakan terhadap serangan roket karena pemilihan umum akan dilaksanakan awal bulan Februari.

Israel membongkar pemukiman Yahudi dan markas militer yang strategis di Gaza tahun 2005 tetapi masih mengawasi dengan ketat jalan keluar masuk ke wilayah itu termasuk wilayah udaranya. (BBC/mad)