Warta

Festival Film Gay Bisa Tularkan Kelainan Seksual

NU Online  ·  Kamis, 30 September 2010 | 09:19 WIB

Jakarta, NU Online
Penyelenggaraan Festival Film Gay dianggap sebagai cara untuk menularkan kelainan seksual kepada masyarakat.

Pendapat itu dikatakan oleh Mantan Ketua Umum PBNU KH. Hasyim Muzadi dalam menyikapi penyelengaraan Q Festival atau festival yang memutar film lesbian, gay, bisexual, dan transgender di Jakarta pada 24 September hingga 3 Oktober 2010.<>

"Jadi homo atau lesbi harus dinormalisasi bukan di festivalkan. Kalau difestivalkan artinya diternakkan by design. Dan seharusnya polisi tidak memberi izin," ujar Hasyim, Kamis.

Menurut Sekjen International Conference Islamic Scholars (ICIS) itu, masalah gay dan lesbian yang dipertentangkan sekarang, hendaknya ditempatkan pada proporsinya. Gay dan lesbian pada dasarnya adalah kelainan orientasi seksual yang kemudian mempengaruhi sikap kejiwaan.

"Perilaku homo dan lesbian dilarang semua agama. Tidak ada agama apapun didunia yang memperkenankannya. Kalau di banyak negara yang memasukkan hak homo atau lesbi di aturan perundangan itu samasekali bukan justifikasi agama, tapi dari sekularisasi negara," papar Hasyim.

Menurutnya, para pemuka agama-agama itu juga berperan dalam mengurangi penyebaran pengaruh gay dan lesbian. "Banyak sekali panti-panti agama, seperti katolik, ortodox, dan anglikan yang melakukan terapi psikologis dan fisiologis ketika ada gejala semenjak anak-anak akhirnya menjadi normal kembali sekalipum tidak maksimal," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Front Pembela Islam (FPI) meminta acara Festival Film Q di Goethe Institute di Jalan Sam Ratulangi No 9, Gondangdia Jakarta Pusat dibubarkan. Pasalnya acara tersebut memutar film bertema disorientasi seksual. (mad)