Warta KRISIS MESIR

Evakuasi Lamban, WNI Masih Menunggu

Ahad, 6 Februari 2011 | 15:41 WIB

Kairo, NU Online
Sejak dikeluarkannya putusan evakuasi secara menyeluruh oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga hari ini (5/2), pesawat evakuasi baru memberangkatkan 2 kloter dengan kapasitas 400-430 penumpang dengan prioritas kaum perempuan dan anak -anak. Dilanjutkan kloter ke 3 yang beritanya akan diberangkatkan besok, Ahad 6/2. Proses evakuasi terbilang lamban jika dibanding jumlah WNI yang mencapai 6. 149 jiwa.

KBRI Kairo sendiri menyatakan WNI di Mesir dalam kondisi baik dan aman dalam situs resminya (30/01).<>

Masyarakat Sipil Saling Curiga

Pemberlakuan jam malam berubah-ubah, yang mulanya dari pukul 17.00 – 08.00 WK, diajukan menjadi, dari pukul 15.00-08.00 WK, lalu dimundurkan lagi. Kamis (03/01/2011), “pamflet-pamflet berisi penolakan terhadap media Al-Jazeera mulai tersebar hingga gang-gang kecil di Distrik 10, Nasr City. Hal ini menjadi petanda perseteruan antara 2 kubu pro-kontra Mubarak semakin menguat.

Sipil bukan lagi hanya khawatir karena lepasnya ribuan narapidana, tetapi juga munculnya "Balthanji” atau penyusup yang dicurigai berasal dari kalangan aparat.

Selepas massa penentang Mubarak mengeluarkan ultimatum batas akhir presiden mengundurkan diri, massa pendukung Mubarak (2/02) mulai berani menampakkan wajah di publik. Dampaknya, penjagaan yang semula laten oleh warga di setiap gang, berangsur mengendor. Alasan yang paling dekat ialah, antar sesama diliputi kecurigaan yang diasumsikan berujung bentrok. Tentu alasan ini tidak berlaku di kawasan Tahrir, dimana kedua kubu telah menilaskan korban yang tak sedikit.

WNI Terjebak

Kecurigaan antar sesama warga Mesir, terkait pro dan kontra, berimbas pada WNI. "Anda pendukung atau penentang Mubarak?", ungkap Nuhdi, seorang WNI ketika ditodong aparat.

Logistik WNI juga kian menipis. Selain faktor kelangkaan, harga sembako yang kian menjulang, juga kekhawatiran WNI untuk sekedar keluar mencari kebutuhan logistik. Pemeriksaan oleh militer Mesir dilakukan dimana-mana. Karneh (Kartu Tanda Mahasiswa Azhar) tak lagi menjadi identitas "sakti". Konsekuensinya, banyak dari WNI yang digeledah, setelah ditangkap dan dibawa ke tempat yang tidak mereka ketahui.

Evakuasi Lamban

Situasi politik di Mesir dirasa kian mencekam, dan itulah dasar dibuatnya group FB bernama "Mendesak Evakuasi Total Masisir”, dengan harapan agar proses evakuasi WNI Mesir tidak setengah hati. Ada kekecewan-kekecewaan, diantarnya adalah tidak adanya transparansi dari pemerintah, baik KBRI ataupun pemerintah pusat, terkait jadwal kedatangan pesawat evakuasi. Kekurangan tersebutlah yang menjadi hambatan bagi tim evakuasi yang berada di Mesir. Kini, mereka pun berharap agar kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tak lagi menggantung, karena situasi keamanan dan kondisi ekonomi menuntut untuk mempercepat evakuasi. (ipo)