Dunia Internasional Akui Peranan NU Prakarsai Perdamaian di Indonesia
NU Online · Jumat, 16 September 2011 | 10:59 WIB
Jerman, NU Online
Pengakuan dunia internasional terhadap Nahdlatul Ulama kembali datang dan kali ini disampaikan salah satu tokoh peserta Internasional Meeting for Peace di Munich, Jerman. NU dianggap berhasil membahasakan syariah dengan baik, hingga menghasilkan tata kehidupan yang harmonis di Indonesia.
Pengakuan itu disampaikan oleh salah seorang tokoh agama dari Bosnia Herzigovina, Mustafa Cerik. NU dianggap memiliki peranan yang besar dalam terciptanya kedamaian di Indonesia, melalui sifatnya yang moderat dan menjunjung tinggi toleransi.
<>
"Propaganda membela holy land tidak ada artinya jika kenyataanya menjadikan holy war. Karena itu menjadi penting membumikan syariah dengan seni perdamaian, dan Nahdlatul Ulama sudah bisa melakukan itu di Indonesia," kata Mustafa dalam diskusi panel ke 31 International Meeting for Peace, Kamis, 15 September 2011 waktu Jerman.
Selain Mustafa Cerik panel ke 31 diisi oleh tokoh lintas agama dari sejumlah negara lain, diantaranya Gregorius III Laham (Patriarca di Antiochia dei Greco Melchiti Cattolici, Syiria), Mahmoud Azab (Al Azhar Mesir), Mar Ignatius Joseph III Younan (Siro Catolici, Syiria) Sayyid Jawwad Al Khoei dari Iraq dan Michel Samtier dari Perancis.
Sementara Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj, dalam sesi Dialog Islamo Cristiano Una Nuova Stagione di Munich, Jerman, yang juga diikuti oleh tokoh agama dari sejumlah negara menyampaikan, peradaban dunia yang dinikmati manusia dewasa ini tidak lepas dari kontribusi Islam sebagai agama yang berdimensi aqidah, syariah dan ilmu pengetahuan serta budaya. Al Quran telah mengabadikan nilai-nilai yang dibangun agama sebelumnya, sebagai bentuk komitmen meneruskan dan mengembangkan peradaban yang sudah ada.
"Surat Maryam dalam Al-Quran menjadi bukti nyata komitmen Islam dalam membangun peradaban dunia," kata Kiai Said tegas.
Kang Said, demikian Kiai Said biasa disapa menjelaskan, Surat Maryam adalah bentuk proteksi Islam atas kesucian Maryam yang diambil dari agama samawi terdahulu. Karena itu surah Maryam adalah simbol atas penghormatan Islam terhadap perempuan.
Kang Said berada di Jerman sebagai salah satu wakil dari Indonesia dalam International Meeting for Peace. Selain untuk acara tersebut, kunjungan Kang Said juga diagendakan menggelar pertemuan dengan Istead University, untuk membicarakan kerjasama di antara kedua belah pihak. Istead University sendiri kedudukannya sangat penting dalam konteks kebijakan Uni Eropa di Asia.
Penulis: Emha Nabil Haroen
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
5
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua