Dunia Diminta Tolong Anak-Anak Palestina Terjebak di Irak
NU Online · Sabtu, 30 Juni 2007 | 10:40 WIB
Jenewa, NU Online
Anak-anak Palestina terjebak di Irak menghadapi ancaman kematian atau keruwetan hidup jika tidak segera diungsikan dan mendapatkan perawatan cepat kesehatan, kata badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa hari Jumat di Jenewa.
Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa urusan Pengungsi (UNHCR) menyatakan sedikit-dikitnya belasan orang Palestina sakit parah memerlukan perawatan di luar negara terkoyak perang itu, terutama anak-anak terjebak di Bagdad atau perkampungan pengungsi di perbatasan Suriah. Bocah termuda berusia 15 bulan.
<>Jurubicara UNHCR Ron Redmond menunjuk kisah bocah berusia dua tahun pengidap kelumpuhan otak, yang memiliki kekebalan sangat rendah, memerlukan terapi segera dan sudah berhenti makan.
Bocah lain, gadis berusia 13 tahun penderita cedera tulang belakang, akan lumpuh selamanya dari leher ke bawah jika tidak segera mendapat perawatan, katanya kepada wartawan.
Ibu gadis itu meninggal beberapa tahun lalu, bapaknya dibunuh pada Januari dan rumahnya dibakar kelompok bersenjata, tambah Redmond.
UNHCR awal pekan ini menyatakan sekitar 1.400 pengungsi Palestina terjebak di dan di sekitar perkampungan Walid di tapal batas Suriah menghadapi "neraka" akibat keadaan keras dan ketidakpastian kewarganegaraan.
"Beberapa pengungsi memohon regu kami tidak melupakan mereka dan meninggalkan mereka di neraka itu," kata Jennifer Pagonis, jurubicara kantor UNHCR hari Selasa. "Mereka seperti suara di hutan belantara, tak seorang pun mendengar," katanya kepada wartawan.
UNHCR hari Jumat menyatakan jalan keluar kemanusiaan diperlukan segera untuk warga Palestina tersisa, tapi mencatat bahwa tidak ada tetangga Suriah atau negara Barat menawarkan diri mengambil anak-anak sakit.
Terdapat sekitar 15.000 warga Palestina di Irak, sebagian besar di Bagdad, turun dari jumlah awal 34.000 sebelum serbuan pimpinan Amerika Serikat tahun 2003.
Yang tetap di ibukota Irak itu sering menjadi sasaran penculikan, penganiayaan dan penangkapan sewenang-wenang oleh kelompok bersenjata.
UNHCR sudah mengungkap derita dua bocah penderita kanker dan satu remaja terancam kehilangan kakinya akibat kelainan darah. Badan dunia itu dan Palang Merah Dunia berupaya menyelenggarakan perawatan.
Bantuan kemanusiaan sangat diperlukan bagi 1.450 warga Palestina, yang tinggal dalam keadaan menyedihkan di dua perkampungan perbatasan dan sekitar 13.000 di Bagdad tanpa jalan ke nagara lain, kata UNHCR.
Brasil pada September dijadwalkan menerima 100 pengungsi Palestina, yang lari dari perang Irak dan sekarang ditampung di perkampungan di Yordania, kata pemerintah pekan lalu, bertepatan dengan Hari Pengungsi Dunia.
Mereka kini ditampung di perkampungan Ruweished, dekat perbatasan Jordania-Irak. Pengungsi itu akan mendapatkan syarat resmi dan rencana perjalanan ditangani kantor Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR), kata pernyataan UNHCR.
"Ini keputusan kemanusiaan pemerintah Brasil, yang disetujui dengan suara bulat oleh Komite Nasional untuk Pengungsi (Conare) pada 25 Mei," kata wanita jurubicara Nara da Conceicao Silva dalam pernyataan UNHCR.
Di Brasil, pengungsi itu tidak akan dijadikan sasaran pembedaan akibat kesetiaan mereka, asal, bangsa dan cara hidup mereka, kata Ketua Conare Luiz Paulo Barreto.  Kendati demikian, tambahnya, mereka akan menyadari betapa sulit kemungkinan pekerjaan dan kenyataan lain, yang akan mereka hadapi di Brasil. (ant/sir)
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
3
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
4
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
5
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
6
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
Terkini
Lihat Semua