Dua Malam ‘Debu’ Hentak Muktamirin
NU Online · Kamis, 25 Maret 2010 | 15:31 WIB
Makassar, NU Online
Jangan duduk berdirilah,
Hentakkanlah kaki,kawan,
Juga tangan bertepuklah,
Debu terbang jadi awan.
Hentakan kaki dari muda-mudi warga Makassar dan Muktamirin (Peserta Muktamar), mengikuti irama dari Grup Musik Internasional Debu. Pemandangan itu terlihat selama dua malam diarena Gelar Seni Muktamar ke-32 NU Selasa dan Rabu (23-24/3).
Sebelum memainkan music, Muhammad Saleem (vokalis) selalu bercerita tentang kandungan dari isi lagu yang dimaksud. Dia b ercerita : Ketika Laeli dan Majnun menjalin cita, laela mempermalukan Majnun dengan memecahkan piring dihadapan orang-orang terhormat. Tingkah Laela dilakukan agar Sang Ayah tahu kalau Laela benci Majnun. Tapi Majnun tetap tersenyum ketika dipermalukan. Bila cinta itu sudah didada, tentulah tiada kendala. “Begitupun ketika kita diterpa bencana, berarti Allah makin cinta pada kita. Ayo kita nyanyi Mabuk Cinta,” ajak Saleem.
Musik yang dimainkan DEBU memang kaya nuansa, amat bervariasi dan tidak membosankan. Di dalamnya ada dentam rebana yang kuat, yang lembut, ada lengkingan seruling yang menggugah. Ada irama bernuansa padang pasir, country, bahkan jazz dan world music. “Musik DEBU ini universal. Mereka bisa diterima di kalangan mana pun, kapan pun, di mana pun di seluruh dunia,” komentar Fikri Muktamirin dari Bandarlampung usai menyaksikan pagelaran DEBU.
Grup Musik ini berasal dari daerah New Mexico, sebuah propinsi yang terletak di antara Texas dan Arizona, Amerika Serikat. Di bawah bimbingan Syekh Fattaah, mereka mempelajari tasawuf dan hidup sesuai ajarannya, yakni menjadi golongan sufi.
Dari pantauan NU Online, DEBU menggunakan beraneka alat musik dari belahan dunia yang berbeda. Seperti Santur dari Iran, harpa (Irlandia), yaili tambur (Turki) gendok-gendok (Sulawesi Selatan), biola, bass dan berbagai jenis perkusi. Semua jenis music itu dipadukan secara harmoni. “Ini wujud berkah dan rahmatullah...!,” ujar sang arranger Debu, Mustofa ibn Daud usai pertunjukan.
Lebih dari sepuluh lagu didendangkan pemusik universal religious ini. Antara lain melantunkan lagu Mabuk Cinta, Satu Labu Lagi, Ucapkanlah Bersama, Asyik Nama Allah, Dari Timur Terbit Cahaya, Hentakanlah Kaki, Toba Berkali-kali dan lain-lain.
Grup Musik yang digawangi oleh 6 pria dan 6 wanita ini, semalam hanya tampil para prianya saja. Dan seorang anak kecil (Ahmad) yang memainkan biola. Semalam tampil memeriahkan panggung hiburan adalah Daod Abdullah (drum), Dhimas Ramadhan (Gitar), Ali Mujahid Abdullah (Bass dan Backing vocal), Mustofa ibn Daud (lead vocal, out, violin, arranger) dan Muhammad Saleem (fluter, Fercusi dan Vokalis).
Pentas music yang dimulai pukul 20.00 hingga pukul 24.00 WITA itu, diakhiri dengan ajakan untuk mengucapkan La ilaha illallahu,
Wahai Muslim, Wahai Hindu,
Mari ucapkan bersama,
La ilaha illallahu,
Bersama, satu irama!
Pengikut Buda dan Yesu,
Mari kita mengucapkan,
La ilaha illallahu,
Mari masuk dalam taman. (Was)
Terpopuler
1
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
4
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
5
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
6
Eskalasi Konflik Iran-Israel, Saling Serang Titik Vital di Berbagai Wilayah
Terkini
Lihat Semua