Disarankan Zakat Tidak Dibagikan secara Massal
NU Online · Selasa, 16 September 2008 | 13:37 WIB
Banyaknya korban yang berjatuhan karena berebutan zakat di Pasuruan, Jawa Timur, Senin (15/9) lalu terus memantik keprihatinan. Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Miftachul Akhyar menyarankan, para muzakki (pezakat) yang mengeluarkan zakatnya dalam jumlah besar agar memberikan hartanya kepada beberapa orang mustahiq (penerima zakat) saja, dan tidak perlu dibagikan secara massal.
Selain menghindari risiko, uang zakat tidak diberikan dalam jumlah kecil dan sekali habis. Dengan demikian beberapa orang tersebut akan mendapatkan zakat dalam jumlah yang lumayan besar. Selanjutnya muzakki memberikan imbauan dan bimbingan kepada mustahiq agar uang zakat tersebut dapat digunakan sebaga<>i modal usaha.
Kiai Miftah menilai, pembagian zakat yang dilakukan oleh seorang muzakki di Pasuruan yang berbuntut ”kecelakaan” itu tidaklah bijak. Selain rawan terjadi perebutan dan saling dorong, dengan model seperti itu setiap orang hanya mendapatkan jatah yang kecil, maka uang yang diterima akan langsung habis.
Tahun yang akan datang para muztahiq akan datang lagi dalam dalam jumlah yang lebih besar, dan tahun-tahun berikutnya kasusnya selalu terulang, dengan jumlah orang miskin yang semakin banyak. ”Ini kan namanya melanggengkan kemiskinan,” tutur Kiai Miftah kepada NU Online di sela-sela pembukaan pelatihan teknologi informasi kerjasama PWNU Jawa Timur dan PT Telkom di STO Tropodo, Selasa (16/9).
Pembagian zakat model massal itu sendiri ditengarai oleh menantu Syeikh Masduqi Lasem itu memiliki muatan pamer dan gegabah. Sebab beberapa kasus yang menelan korban jiwa sudah pernah terjadi sebelumnya.
Mestinya zakat diberaikan kepada beberapa orang saja. Dan sebelum zakat diberikan, para mustahiq diberi pengertian terlebih dahulu tentang posisi mereka agar uang itu dijadikan modal agar tahun depan mereka tidak lagi datang sebagai mustahiq, tapi sudah menjadi muzakki (orang yang mengeluarkan zakat).
”Kalau menggunakan model ini, maka jumlah orang miskin semakin lama akan semakin berkurang,” jelas pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah Kedungtarukan Surabaya itu. (sbh)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua