Warta

Direktur Jenderal British Council David Green Berkunjung ke PBNU

NU Online  ·  Rabu, 16 Maret 2005 | 09:00 WIB

Jakarta, NU Online
Upaya untuk mengembangkan SDM di dalam NU terus dilakukan, termasuk bekerjasama dengan lembaga-lembaga asing untuk mengirimkan para kader NU ke luar negeri. Sebagai tindak lanjut terhadap kerjsama yang telah dijalin antara PBNU dengan British Council, Direktur Jenderal British Council London Sir David Green CMG berkunjung ke PBNU, Rabu.

Kunjungan tersebut diterima oleh KH Hasyim Muzadi bersama beberapa ketua PBNU lainnya seperti Prof. Nasaruddin Umar, Prof. Chobitul Umam, HM Rozy Munir, H. Ahmad Bagdja dan lainnya sementara David Green ditemani oleh Mark Stephens dan Yanti Amran.

<>

Kedua belah pihak sepakat untuk meningkatkan kerjasama yang selama ini telah dilakukan dalam berbagai bentuk. Dalam pertemuan tersebut juga dibahas tentang upaya rekonstruksi Aceh. David Green berpendapat bahwa upaya perbaikan di Aceh dapat dilakukan dengan meningkatkan pendidikan bagi para pemuda di Aceh.

Selain itu Berkaitan dengan upaya mengembangkan gerakan Islam yang toleran melalui Intenational Conference of Islamic Scholars yang diprakarsai oleh PBNU, Green berkeinginan untuk dapat berpartisipasi dalam hal tersebut.

KH Hasyim Muzadi menjelaskan bahwa ICIS merupakan gerakan PBNU untuk mengembangkan yang toleran dan didasarkan atas hubungan people to people. “Jika hubungannya antar pemerintah, maka yang menonjol adalah aspek politiknya sehingga  nilai-nilai agamanya sulit untuk bisa berkembang,” tandasnya.

Kunjungan wakil pemimpin pesantren NU ke Leeds University pada 6 Januari – 7 Februari dinilainya cukup berhasil. Ia juga mendengarkan pengalaman langsung dari Saiful Bahri Anshori dan Mukafi Niam yang saat turut menghadiri pertemuan tersebut.

Rozy Munir yang mengikuti pertemuan tersebut mengharapkan agar program kunjungan bagi wakil pemimpin pesantren ke Inggris jumlahnya dapat ditambah karena jumlah pesantren NU sangat banyak dan untuk menambah wawasan karena selama ini, kebanyakan kader NU berangkat ke Timur Tengah.

Juga diusulkan program lainnya seperti beasiswa ke Inggris yang lebih terorganisir karena selama ini, kader NU yang berangkat berdasarkan usaha individual. Mantan Menteri BUMN tersebut juga mengusulkan pengiriman guru bahasa Inggris ke pesantren untuk menumbuhkan rasa percaya diri serta pengiriman tenaga-tenaga yang memiliki kemampuan teknologi pertanian, peternakan, dan lainnya ke pesantren.(mkf)