Dipakai Pacaran, Saudi Minta Blackberry Massenger Ditutup
NU Online · Senin, 8 Maret 2010 | 01:08 WIB
Salah satu daya tarik Blackberry adalah layanan Blackberry Messenger (BBM) yang memungkinkan antarpemilik bertukar pesan tanpa bayar alias gratis. Namun, tak demikian dengan Arab Saudi. Pemerintah setempat justru direpotkan dengan layanan BBM yang dicurigai "digunakan tidak pada tempatnya" oleh kaum muda.
Ketidaksukaan pemerintah Arab Saudi mencuat saat sebuah harian lokal, Al-Watan, menuliskan artikel soal itu. Kabanyakan kaum muda Saudi kini menggunakan BB karena "mengincar" fasilitas pesannya.<>
Asal tahu saja, di negeri ini, hubungan laki-laki dan perempuan sebelum menikah diawasi secara ketat. Mereka dilarang untuk bertemu atau bepergian bersama sebelum terikat sebagai suami istri. Dengan BBM, "kencan tanpa pengawasan" terselenggara dengan aman.
Produsen Blackberry di Kanada membenarkan kegerahan pemerintah Arab Saudi ini. Mereka mengaku, The Saudi Communication and Internet Technology Commission (CITC) telah mengontak Research in Motion Ltd (RIM) Kanada, produsen Blackberry, untuk diperkenankan mendapatkan akses untuk memonitor pesan belalui BBM.
"RIM masih menjajagi segala kemungkinan untuk bisa berbagi informasi itu dengan pemerintah Arab Saudi," demikian pernyataan tertulis RIM. Menurut mereka, RIM beroperasi di lebih dari 170 negara dan sangat menghormati regulasi yang berlaku di masing-masing negara itu. (mad)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
4
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
5
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua