Warta

Depdiknas Belum Pikirkan Akan Bina Madrasah

NU Online  ·  Jumat, 25 Juni 2004 | 03:32 WIB

Semarang, NU Online
Departemen Pendidikan Nasional belum memikirkan akan membina madrasah. Depdiknas justru sedang berpikir mengenai cara untuk meningkatkan koordinasi yang selama ini sudah terjalin dan dinilai cukup baik.

"Peningkatan koordinasi itu untuk bersama-sama melakukan peningkatan mutu dan mengembangkan school based management. Itu saja yang kita lakukan," kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen)Depdiknas Indra Djati Sidi, Kamis (24/6), seusai acara penutupan Promosi Kompetensi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan XII di Semarang.

<>

Selain itu, seperti diakui Indra, dalam waktu dekat Mendiknas akan berdiskusi dengan berbagai pihak terkait untuk mengevaluasi keberadaan madrasah saat ini.

"Topik diskusi itu adalah bagaimana melihat madrasah ke depan, artinya apakah masih sesuai atau memerlukan beberapa adjustment. Diskusi itu akan melibatkan teman-teman dari madrasah sendiri, IAIN, dan para pakar yang sangat mengerti tentang madrasah," ujar Indra.

Dengan demikian, nantinya diharapkan, akan dapat ditemukan solusi terbaik bagi pengembangan madrasah saat ini. "Semoga diskusi itu nantinya bisa menemukan yang paling baik untuk dilakukan," katanya.

Di luar itu, Indra menilai, keberadaan madrasah saat ini cukup baik. Hal itu dilihatnya dari hasil ujian akhir nasional (UAN) yang baru saja berlangsung.

"Kalau dibilang hidup segan mati tak mau, sebetulnya tidak juga. Di beberapa daerah, tingkat ketidaklulusan madrasah dalam UAN kemarin justru lebih kecil," katanya. Ia lalu mencontohkan hasil kelulusan siswa madrasah aliyah (MA) di DKI Jakarta dan Jawa Timur yang justru lebih besar ketimbang siswa sekolah menengah atas (SMA).

Meski demikian, dirinya tidak menampik bahwa perlu dilakukan perubahan pada madrasah. Untuk itu, Indra menganggap perlu diberikannya dorongan dan tambahan fasilitas pada madrasah. Sebab, lanjutnya, madrasah sudah menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional dan keberadaannya pun sangat merakyat.

Pada kesempatan itu, Indra juga mengungkapkan kesetujuannya terhadap perlunya sekolah global di daerah- daerah.

"Tidak masalah karena saat ini kita sudah meninggalkan rumus-rumus uniformisasi. Jadi, kalau ada sekolah-sekolah yang mengembangkan diri dengan bahasa Inggris, kenapa tidak? Toh, bahasa Indonesia juga tidak akan kita lupakan. Dengan menguasai dua atau tiga bahasa, tentu akan menjadi nilai tambah bagi anak didik kita," kata Indra Djati Sidi.(mkf/kcm)