Banyaknya jumlah masjid di Kabupaten Magelang ternyata tidak diimbangi dengan kualitas pengelolaan masjid. Banyak masjid sekedar berfungsi sebagai tempat ibadah semata. Padahal, zaman nabi masjid merupakan pusat aktifitas masyarakat.
"Prihatin dengan kondisi ini kami kemudian menggelar lomba manajemen masjid se-Kabupaten Magelang. Lomba kami gelar sekaligus guna memeriahkan Hari Amal Bakti (HAB) Depag 3 Januari mendatang," jelas Koordinator Tim Penilai Lomba Manajemen Masjid, H Abdul Hafidz, Selasa (29/12).<>
Menurut Abdul Hafis lomba ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah, sarana pendidikan umat Islam, pusat ekonomi serta sosial kemasyarakatan.
Dijelaskannya, masjid yang ideal adalah masjid yang punya peran dan fungsi sinergi antara kebutuhan masyarakat yang bersifat ukhrowi dan duniawi.
"Kalau kita menilik sejarah nabi, seluruh kegiatan masyarakat, mulai ibadah, mengatur kegiatan sosial ekonomi masyarakat bahkan politik selalu berpusat di masjid," ulas Abdul Hafidz.
Atas dasar tersebut, Depag ingin masyarakat mulai membiasakan diri untuk menjadikan masjid sebagai pusat segala kegiatan. Masjid jangan hanya dijadikan sebagai tempat ibadah semata.
Karena itu, Depag membuat 5 kriteria masjid ideal yakni idarah (administrasi yang baik dan rapi), pembinaan imarah (tingkat keramaian dan aktifitas masjid), pembinaan ri’ayah (kebersihan), majalah dinding sebagai media dakwah dan informasi, serta perpustakaan sebagai pusat belajar masjid.
Lomba ini ternyata menghasilkan temuan yang mengejutkan. Dari 2.647 masjid se-Kabupaten Magelang yang disurvei Tim Penilai Lomba Manajemen Masjid Departemen Agama hanya 3 masjid saja yang tergolong baik. Itu pun belum tergolong ideal. Pasalnya, dari skala 1.000 nilai ketiga masjid berperingkat terbaik hanya berkisar antara 5,5 sampai 6,6.
"Ini membuktikan bahwa masyarakat masih memandang masjid sebelah mata. Masjid tidak dijadikan sebagai pusat aktifitas masyarakat tetapi baru tempat sholat semata," kata sekretaris Tim Penilai Nur Sholeh, SAg.
Menurut Nur Sholeh banyak masjid yang dibangun megah tetapi miskin aktifitas. "Sekarang banyak masjid yang megah. Jumlah jamaah haji juga semakin banyak sampai 2011 sudah penuh. Namun sayangnya tidak diimbangi dengan peningkatan aktifitas masjid," sesal alumnus IAIN Walisongo ini.
Dalam lomba manajemen masjid itu, Depag menetapkan masjid Al Fath Kauman Muntilan sebagai juara 1. Masjid itu berhasil mengumpulkan nilai tertinggi dengan 663 poin. Disusul masjid Nurul Huda di Dusun Semen, Desa Sucen Kecamatan Salam dengan nilai 600 dan masjid Al-Mubarok Honggosari, Kalinegoro dengan nilai 585. "Kami sebenarnya berharap ada masjid yang mengumpulkan nilai 1.000 atau minimal 800," kata Nur Sholeh. (min)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Maulid Nabi Muhammad dan 5 Tugas Kenabian
2
Khilaf dan Kurang Cermat, PBNU Minta Maaf Telah Undang Peter Berkowitz
3
Kesejahteraan Guru Terancam, Kemendikdasmen Hanya Dapat 7% dari Rp757 Triliun Anggaran Pendidikan
4
Khutbah Bahasa Jawa: Bungaha kelawan Rahmat Paling Agung — Kanjeng Nabi Muhammad saw
5
Mabes TNI Minta Masukan PBNU soal Rencana Pemindahan Makam Pahlawan Nasional ke Daerah Asal
6
DPR Ketok Palu, BP Haji Kini Sah Jadi Kementerian
Terkini
Lihat Semua