Demi memenuhi hasrat menjadi Calon Wakil Rakyat, Ketua Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Tegal Andy Suprapto mundur dari kepengurusan. Padahal jabatan tertinggi komunitas pelajar NU di Kota Tegal itu baru dijalaninya kurang dari satu semester.
“Kalau AD/ART tidak mengharuskan Saya mundur, ya saya tidak akan mundur,” tutur Andy kepada NU Online di rumahnya Margadana, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (11/11).<>
Surat pengunduran diri Andy, demikian ia biasa disapa, sudah dilayangkan sejak namanya tercantuk dalam Daftar Calon Tetap (DCT) anggota DPRD Kota Tegal 30 Oktober 2008 lalu. Andy masuk dalam DCT di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) nomor urut 4 di daerah pemilihan 4 yang meliputi Kecamatan Margadana Kota Tegal."Siang tadi, saya resmi dan diterima seluruh anggota PC IPNU Tegal," tuturnya.
Andy mengaku berat menanggalkan jabatan sebagai Ketua, pasalnya merasa berbagai program yang diamanatkan belum direalisasikan sebagaimana mestinya. Kalau saja dua-duanya bisa dia pegang, maka akan tetap dipegangnya. Tapi Andy memilih menawarkan diri sebagai Wakil Rakyat untuk memperjuangkan IPNU dikancah politik. Sehingga garis perjuangan IPNU bisa disalurkan lewat lembaga legislatif.
Selama ini, menurut Andy, aspirasi dari anak-anak IPNU belum banyak direspon oleh legislatif maupun eksekutif. Sehingga dengan terpilihnya nanti sebagai anggota legislatif yang didukung dari mayoritas pelajar NU dan Nahdliyin pada umumnya, bisa memperjuangkan hak-hak pelajar NU.
Menurut Wakil Sekretaris DPC PKB Kota Tegal Anshori Faqih, Andy dikenal sebagai sosok pemuda yang patah arang dalam memperjuangkan panji-panji IPNU. Sehingga menurut Anshori, Andy bisa mewakili generasi muda dari unsur pelajar NU.
Sementara Ketua PCNU Kota Tegal Basukiyatno menegaskan, tidak ada larangan bagi kader NU yang memiliki kesempatan untuk duduk di kursi legislatif. Ini dinilai sebagai bentuk kreatifitas kehidupan berorganisasi. Dimanapun partainya, Basukiyatno tidak menghalang-halangi.
Namun demikian dia mengingatkan agar kader NU tidak menggunakan atribut-atribut NU dalam mempromosikan dirinya. Pasalnya, NU bukan partai politik dan berdiri sama jaraknya dengan partai manapun.
“Dalam pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden mendatang, jangan gunakan atribut NU untuk meraih simpatisan,” pinta Basukiyatno yang juga Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pancasakti (UPS) Tegal. (was)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
3
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
4
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
5
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
6
Sejumlah SD Negeri Sepi Pendaftar, Ini Respons Mendikdasmen
Terkini
Lihat Semua