Malang, NU Online
Nama Gus Dur bukan hanya jadi rebutan untuk dijadikan nama perguruan tinggi di Jakarta. Bukan hanya jadi nama jalan dan lembaga pendidikan. Saking kagumnya pada sosok KH Abdurrahman Wahid, alias Gus Dur, namanya diabadikan menjadi nama burung perkutut. Hal itu terjadi di Kota Malang.
Pemberian nama Gus Dur untuk nama burung bukan bermaksud untuk melecehkan, pemiliknya memang sangat mengagumi sosok Presiden ke 4 RI itu. Dia adalah Muhammad Romadhoni, seorang penghobi burung di Kota Malang.
<>
"Burung perkutut saya diberi nama Gus Dur karena saya kagum sama Gus Dur. Idola saja Gus Dur. Saya kagum ke Gus Dur itu karena kealimannya, intelektualnya, dan pemberani berkata apa adanya, sekalipun itu pahit baginya," kata pria yang akrab disapa Dhoni itu.
Dhoni tinggal di Jl Simpang Sukun, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Dia adalah penghobi burung. Di rumahnya ratusan burung yang dipeliharanya. Mulai dari burung asal Indonesia hingga luar negeri seperti China dan Afrika.
Burung perkutut yang diberi nama Gus Dur itu, kata Dhoni, karena burung perkutut itu, tak sembarang berbunyi. "Baru kalau tepat waktunya, dan kondisi yang tepat, dia akan berbunyi," katanya.
Bunyinya pun bagus dan asyik didengar. "Sama dengan sosok Gus Dur. Siapapun senang kepada apa yang disampaikan Gus Dur," katanya.
Apa tidak melecehkan Gus Dur? "Menurut saya tidak. Karena siapapun pasti senang memelihara burung perkutut itu. Berbeda dengan burung lain. Masih ada yang tidak suka memeliharanya," akunya.
Selain itu, bukan hanya nama Gus Dur yang dijadikan nama burung milik Dhoni itu. Tapi semua tokoh dan pemimpin yang pernah menghebohkan Indonesia juga dijadikan nama burungnya.
Nama Amein Rais, digunakan untuk nama ayam bekisar, Yusuf Kalla digunakan untuk burung anis merah, Rusut Situmpul jadi nama burung kacer bBogor, Melinda jadi nama burung nuri dari Afrika.
Selain itu, Gayus Tambunan jadi nama burung cucak ijo bintang, Agum Gumelar jadi nama burung lampat, Habibie jadi nama burung beo, Ayin jadi nama burung kenari, Anggodo jadi nama burung gagak.
"Nama-nana itu saya coba sesuaikan dengan karakter orangnya. Misalnya burung gagak, yang identik kanibal, layak menyandang nama Anggodo. begitu juga Gayus yang koruptor, dipakai nama cucak ijo bintang," katanya.
Redaktur: Mukafi Niam
Sumber : Beritajatim.com
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
4
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
5
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
6
Sejarawan Kritik Penulisan Sejarah Resmi: Abaikan Pluralitas, Lahirkan Otoritarianisme
Terkini
Lihat Semua