Bendung Paham Transnasional dengan Penguatan Tradisi Aswaja
NU Online · Rabu, 8 Oktober 2008 | 04:07 WIB
Maraknya penyebaran paham transnasional di Indonesia, mendapatkan perhatian khusus dari kalangan ulama dan habaib d Kota Bogor. Menurut mereka paham tersebut tidak cocok dengan akar budaya umat Islam Indonesia yang mayoritas menganut paham ahlusunnah wal jamaah (Aswaja).
Demikian wacana yang mengemuka dalam Halal Bihalal dan Silaturrahim Lintas Ulama Bogor Barat Kota Bogor, yang dilangsungkan di Kampung Pilar, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Selasa (7/10).<>
Pertemuan ini dihadiri puluhan ulama dari berbagai penjuru Kota Bogor. Antara lain Habib Ahmad Fahmi Al-Aydrus yang juga pimpinan Majelis Taklim Al-Adni Ciawi Bogor, KH Asep Abdul Wadud yang juga da’i kondang di Kota Bogor, KH Ahmad Miftahuddin --pengasuh Pesantren Arfah--, dan KH Yusuf Syafi’i, Rais Syuriah PCNU Kota Bogor.
Dalam kesempatan tersebut hadir pula mantan Sekda Kota Bogor yang juga Calon Walikota Bogor H Dody Rosadi, serta ribuan jamaah dari berbagai pesantren dan majelis ta’lim di Kota Bogor.
Habib Fahmi mengatakan, saat ini paham transnasional dengan berbagai corak tengah berkembang di Indonesia. Paham-paham tersebut antara lain berkedok fundamentalisme Islam, wahabisme hingga liberalisme.
Menurut habib kharismatis Kota Bogor ini, paham-paham tersebut tidak cocok dengan akar tradisi umat Islam di Kota Bogor maupun di Indonesia yang notabene berbasis pada ajaran ahlusunnah waljamaah yang selama ini ala NU.
Karena itu, tradisi Aswaja perlu diperkuat dan dilestarikan kembali, agar paham-paham baru yang muncul dari luar negeri tidak dapat berkembang dan mendapatkan tempat di tengah masyarakat.
Ritual seperti maulid Nabi, tahlil, isra mi’raj hingga upacara kematian (haul), belakangan mulai memudar, perlu dikuatkan kembali, karena ia sudah mengakar dengan budaya masyarakat Indonesia.
“Tradisi-tradisi yang selama ini dikembangkan oleh ulama ahlusunnah waljamaah terbukti mampu menyebarkan Islam di Indonesia dengan damai. Dengan memperkuat tradisi, kita dapat membendung gerakan transnasional,” katanya.
Hal senada diutarakan oleh KH Asep Abdul Wadud. Mantan Ketua PCNU Kota Bogor ini mengatakan, belakangan kelompok-kelompok transnasional terutama yang menyebarkan paham wahabiyah, melakukan berbagai cara dalam menarik jamaah. Bahkan guna menyebarkan ajarannya mereka tak segan membid’ahkan semua praktik ibadah yang selama ini dijalankan masyarakat.
“Cara-cara yang mereka kembangkan sangat tidak mencerminkan perilaku dalam berdakwah dan menganggap tradisi yang dikembangkan mayoritas ulama di Indonesia salah,” tegasnya.
Pandangan senada diutarakan oleh H Dody Rosadi. Tokoh masyarakat Kota Bogor yang masih kerabat mantan Rais Am PBNU almarum KH Ilyas Ruchiyat ini mengatakan, masyarakat perlu merespons perkembangan tersebut melaui aksi positif, seperti penguatan kembali tradisi aswaja di tengah umat.
“Cara-cara kurang positif tidak perlu ditiru. Kita ambil hikmahnya, dengan maraknya paham baru, kita perlu sadar dan selalu waspada agar tradisi yang diwariskan ulama dapat terus dilestarikan pada generasi berikutnya,” ujarnya. (hir)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
3
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
4
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
5
Innalillahi, Menag 2009-2014 Suryadharma Ali Meninggal Dunia
6
Pemerintah Umumkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Nasional
Terkini
Lihat Semua