Warta

Barat Jangan Diskreditkan Pesantren

NU Online  ·  Rabu, 12 November 2003 | 02:54 WIB

Jakarta, NU.Online
Dunia Barat khususnya Amerika jangan salah dalam menyimpulkan pesantren di Indonesia, karena pesantren di Indonesia merupakan sebuah lembaga pendidikan yang lahir dari sebuah peradaban yang matang, yang penuh dengan kearifan tradisional dan telah mengakar dengan kedewasaan bangsa ini.

Demikian diungkapkan HM.Misbahus Salam, sekretaris PCNU Jember, menanggapi Rencana bantuan 157 juta dolar AS yang dijanjikan AS, dengan syarat pondok pesantren dapat merubah kurikulum pendidikannya, karena selama ini pesantren dianggap mengajarkan ilmu-ilmu jihad yang mengarahkan santri menjadi seorang fundamentalis, teroris, dan revolusioner Islam.

<>

"Padahal kurikulum yang diajarkan di pesantren tidaklah mengajarkan kekerasan, apalagi pemaknaan jihad yang keliru," ungkapnya. Dan jihad dalam kondisi sekarang ini bukan lagi perang melainkan memerangi kebodohan, kemiskinan dan kedhaliman, bukan melakukan pembunuhan dan pengrusakan. Sebab kebodohan, kemiskinan dan kedhaliman selama masih bersemayam ditubuh manusia maka sangat sulit mengangkat derajat manusia menjadi mulya dan negara menjadi jaya. Dan Islam mengajarkan toleransi, persatuan, dan kedamaian. "Kalau ada peristiwa pengeboman yang dilakukan oleh aktivis Islam atau pesantren tidak bisa di identikkan dengan Islam dan pesantren. Karena muslim dan Islam tidak bisa disamakan, begitu pula santri dan pondok pesantren," terang alumnus pelatihan Short Couse Menejemen di Inggris beberapa waktu lalu.

Persepsi itu juga, lanjutnya, tidak benar, karena madrasah dan pesantren itu berada di bawah Depdiknas dan Depag, dan karena itu kurikulum madrasah dan pesantren juga berdasarkan kurikulum yang dikeluarkan Depdiknas dan Depag.

Selain itu ia juga mengungkapkan, bahwa persepsi dalam menilai pondok pesantren seperti itu tentu tidak obyektif dan validitasnya diragukan dan sangat tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Pondok Pesantren merupakan lembaga mandiri dan didirikan oleh seorang kyai bersama-sama masyarakat yang tulus ikhlas ingin menjadikan pesantren sebagai lembaga pengabdian diri kepada Allah Swt, lembaga taffaqquh fi al-ddin (memperdalam ilmu-ilmu agama), dan lembaga pelayanana masyarakat.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa tujuan pesantren, pertama sebagai lembaga pengabdian diri kepada Allah SWT, setiap Pondok Pesantren sudah pasti ada Masjid/Mushalla yang setiap waktu ditempati untuk sarana ibadah baik oleh kalangan santri maupun masyarakat.

kedua sebagai lembaga tafaqquh fi al-ddin, di pondok pesantren terdapat proses: Ta’dibiyah (pendidikan akhlaqul karimah dan moral ), Ta’lim (pendidikan ilmu-ilmu pengetahuan baik agama maupun science), Tarbiyah (pendidkian ilmu pengetahuan yang bersifat amaliah praktis).

ketiga sebagai lembaga pelayanan masyarakat, pondok pesantren senantiasa menjadi tempat tumpuhan curahan hajat dan persoalan masyarakat, dari masalah pribadi, keluarga, pernikahan, dan problem-problem politik dan sosial, sehingga jasa pondok pesantren terhadap kemaslahatan hidup masyarakat dan kelangsungan negara  RI ini sangat besar.

"Tiga fungsi itu telah dijalankan oleh pondok pesantren secara mandiri tanpa terpengaruh oleh suasana politik dan intervensi dari kalangan luar pondok pesantren. Jadi rencana bantuan Amerika tersebut tidak akan berdampak apa-apa terhadap kondisi pesantren, ada dan tidak ada bantuan, " paparnya kepada NU.Online. (Cih)*